Thursday, July 12, 2012

JELANG RAMADAN Kemenag Lampung Pantau Hilal di Dua Titik


BANDAR LAMPUNG (Lampost): Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Lampung akan memantau keberadaan hilal atau bulan untuk penghitungan rukyat awal Ramadan 1433 H dari dua titik, yakni di Lemong, Lampung Barat, dan di Bukit Gelumang, Lampung Selatan.

Kepala Kanwil Kemenag Lampung Abdurrahman mengatakan pemantauan hilal ini dilakukan di dua titik pada 19 Juli 2012. "Nanti hasil pemantauan itu akan disampaikan ke badan hisab rukyat untuk menjadi masukan penetapan awal Ramadan. Secara nasional, sidang isbat juga akan dilakukan pada 19 September 2012. Jadi masyarakat harap bersabar menunggu keputusan pemerintah," kata Abdurrahman di ruang kerjanya, Rabu (11-7).

Sebelumnya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan Jumat Kliwon 20 Juli 2012 sebagai awal puasa 1 Ramadan 1433 H. Selain itu, Muhammadiyah menetapkan Idulfitri pada 19 Agustus 2012 atau 1 Syawal 1433 H.

Ketetapan dituangkan dalam Maklumat No. 01/MLM/I.0/E/2012 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, Zulhijah 1433 Hijriah, dan imbauan menyambut Ramadan 1433 H. Maklumat tertanggal 15 Juni 2012 itu ditandatangani Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Sekretaris Umum Agung Danarto.

Penetapan itu berdasar hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. "Kami menyadari ada perbedaan penetapan awal Ramadan dengan organisasi lain. Oleh sebab itu, Muhammadiyah mengeluarkan imbauan khusus," kata Din Syamsudin pada pertemuan dengan masyarakat Muhammadiyah di kampus STIE Muhammadiyah, Pringsewu, Selasa lalu.

Menurut Din, puasa tahun ini diperkirakan 30 hari dan Idulfitri kemungkinan sama dengan pemerintah. "Perbedaan itu tidak harus dibesar-besarkan, tetapi menjadi pembelajaran dan rahmat. Semua memiliki dasar hukum," kata Din.

Penetapan awal Ramadan Nahdlatul Ulama (NU), menurut Ketua Lajnah Falakiah PBNU K.H. Ghozali Masrurie, menunggu sidang isbat bersama pemerintah yang dijadwalkan 19 Juli 2012. Menurut Ghozali, sidang isbat diputuskan dengan melihat hasil observasi pada 29 Syakban malam ke-30 Syakban. Namun, menurut dia, kemungkinan besar awal puasa jatuh 21 Juli. Pasalnya, hilal belum terlihat pada 21 Juli tersebut. "Bila terlihat hilal, 20 Juli berpuasa. Tetapi bila tidak terlihat hilal, 21 Juli berpuasa," kata Ghozali. (LIN/K-3)
Sumber : Lampost 13 Juli 2012

1 comment:

  1. Awal romadhon dan 1 Sawal tahun ini kembali berpotensi berbeda, perbedaan hanya dipicu oleh kecilnya ketinggian derajat sehingga bulan sulit dirukyat, demikian yang biasa terjadi. Mengingat pristiwa ini bukan kali tama dan selalu akan berulang dalam siklus tertentu.
    yang harus kita sesalkan adalah bahwa kemendepag selalu saja terlambat mengantisipasi, pemerintah seolah melakukan pembiaran terhadap keawaman ummat baik dalam memahami hisab maupun rukyat, sehingga pilihan rakyat hanya didasarkan fanatisme belaka, bukan berdasarkan kompetensi yang memadai.

    Padahal peristiwa pergantian bulan itu terjadi setiap bulannya, masyarakat dapat diajarkan bagaimana memahmi hisab sebagai informasi dan apa pula manfaat serta penggunaan rukyah sebagai konfirmasi.

    masyarakat juga heran mengapa awal Romadhon dan sawal sering mengalami kontrofersi sementara bulan bulan yang lain tidak. dan mengapa perbedaan itu akan menyatu kembali pada bulan bulan berikutnya. Kok bisa.

    Para pengurus / takmir masjid bisa dilatih bagaimana cara menghitung / hisab dan juga bisa dilatih bagaimana cara melihat bulan / rukyat. Hasil perhitungan itu bisa diuji bersama sama tingkat kebenarannya.

    Apalagi untuk rukyah di wilayah Indonesia selalu akan mengalami kesulitan, dikarenakan kontur wilayah Indonesia. Kita sering menjadi mider rukkyah di Malaysia, Brunai. Thailan dan Singapur bisa melihat bulan secara terang benderag, tetapi di Indonesia masih gelap gulita. Akibatnya kita sering belakangan merayakan 1 Syawal dibanding masyarakat dunia.

    Kita yakin dengan anggaran Kemendepag yang semakin meningkat ini akan memiliki kemampuan untuk mencerdaskan ummatnya.

    ReplyDelete