Friday, November 23, 2012

PENELITI: Konflik Lampung Terjadi Karena Kecemburuan Penduduk Lokal



BANDAR LAMPUNG (Lampost.co): Peneliti Pusat Penelitian Sumberdaya Regional (PSDR) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Dr Yekti Maunati MA, mengatakan pemerintah daerah hendaknya jangan membiarkan terjadi kesenjangan ekonomi antara penduduk lokal dan pendatang.

"Konflik yang terjadi di Lampung baru-baru ini, tidak lepas dari kecemburuan antara penduduk lokal dan pendatang," ujar Yekti Maunati usai acara pengukuhan gelar profesor risetnya di Auditorium LIPI, Jakarta,
Jumat (23-11).

Dalam kasus di Lampung tersebut, lanjut dia, bukan salah masyarakat Bali di Lampung yang bekerja keras dan mapan secara ekonomi.

"Pemerintah daerah hendaknya jangan membiarkan terjadi kesenjangan ekonomi tersebut. Itu harus dicegah, agar tidak terjadi konflik sosial," tambah dia.

Konflik yang terjadi di Lampung tersebut, lanjut dia, bisa saja terjadi di berbagai wilayah transmigrasi lainnya di Tanah Air.

"Hukum tentang tanah itu harus diperbaiki. Mana tanah adat dan mana tanah negara," tukas dia.

Dia juga berpesan agar jangan sampai penduduk lokal "terinjak" akibat kedatangan para transmigran.
Profesor riset yang menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Identitas Etnik Minoritas di Perbatasan Asia Tenggara" itu mengatakan pemerintah harus adil terhadap penduduk lokal dan pendatang. (ANT/L-4) FOTO:

Lampost 23 Oktober 2012

Jembatan Cukuhbatu -Tanggamus Putus.



(Gambar ilustrasi)

KOTAAGUNG (Lampost.Co): Jembatan permanen penghubung Dusun Cukuh Batu, Pekon Terbaya, dengan Dusun Sinar Harapan, Kelurahan Pasar Madang, Kecamatan Kotaagung, Kabupaten Tanggamus, putus total setelah diterjang air Way Tuba yang meluap. Selain menyebabkan putusnya jembatan yang berukuran 5 x 2 meter tersebut, luapan air juga merusak lima petak sawah milik warga Dusun Cukuh Batu.

Menurut Eko Maulana, Ketua RT 6 Dusun Cukuh Batu, putusnya akses dua dusun ini dikarenakan hujan deras yang terjadi sekira pukul 21.30 kemarin malam. Derasnya hujan meluapkan Way Tuba dan menghantam bangunan jembatan yang baru dibangun menggunakan dana RIS-PNPM itu. Akibatnya, aktivitas warga terganggu.

Kepala Pekon Terbaya, Merdatu Aspar, membenarkan jika jembatan yang baru dibangun sebagai penghubung dua dusun putus akibat dari luapan Sungai Way Tuba. Beruntung tiada korban jiwa dalam peristiwa ini karena waktu kejadian hujan lebat, sehingga warga enggan keluar rumah. (ABU/U-4)

RUSUH LAMPUNG: Polda Tetapkan 3 Tersangka

BANDAR LAMPUNG (Lampost.co): Polda Lampung menetapkan tiga tersangka provokator sejumlah kerusuhan yang terjadi di Lampung Selatan. Kabid Humas Polda Lampung AKBP Sulistyaningsih di Bandar Lampung, Jumat (23-11), mengatakan, tiga tersangka tersebut, yakni berinisial ZA, AR dan D. "ZA tertangkap pada Kamis dinihari, sementara dua tersangka lainnya ditahan
setelah dilakukan pemeriksaan terhadap lima saksi," kata Sulistyaningsih.
Ketiga tersangka ini diduga melakukan penghasutan kepada masyarakat Lampung Selatan dalam beberapa kasus kerusuhan hingga menimbulkan kerusakan fasilitas umum dan korban jiwa. Namun Sulis tidak menyebutkan secara spesifik tersangka adalah pelaku provokator bentrok di Desa Balinuraga. Sebelumnya, warga Kabupaten Lampung Selatan yang terlibat pertikaian dan
bentrok dengan warga Balinuraga, Kecamatan Waypanji akhirnya menyepakati perdamaian.
Para pihak bertikai menandatangani kesepakatan damai yang dilaksanakan di Balai Keratun, kantor Gubernur Lampung, di Bandarlampung, awal November, setelah dimediasi oleh aparat keamanan dan pemerintah daerah setempat. Dalam perjanjian itu, kedua pihak menyepakati 10 poin perdamaian, antara lain sepakat untuk menjaga keamanan, ketertiban, kerukunan, keharmonisan, kebersamaan dan perdamaian antarsuku yang ada di Lampung Selatan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Lampost.co dari sejumlah aktivis yang sempat menjenguk ZA, AR, dan D, ketiganya menolak dikaitkan dengan kerusuhan Balinugaraga yang merenggut 14 korban tewas. Menurut seorang aktivis, ZA diperiksa terkait perobohan patung Zainal Abidin Pagar Alam (ZAP), di Kalianda, April 2012 lalu. "ZA mengatakan di BAP (berita acara pemeriksaan) terkait patung ZAP. Jadi tidak ada kaitannya dengan rusuh di Balinuraga," kata aktivis tersebut. (ANT/L-1)

Thursday, November 15, 2012

Bandar Lampung Akan Dijejali Hotel



BANDAR LAMPUNG, TRIBUN - Diktum yang mengatakan hotel akan berkembang pesat jika sektor pariwisatanya baik, ternyata tidak selalu benar. Pasalnya, bisnis perhotelan di Kota Bandar Lampung cenderung tumbuh pesat, di tengah sektor pariwisatanya yang ngesot di tempat.

Hal itu, tampak dari pembangunan sejumlah hotel, termasuk hotel berbintang yang terus menunjukkan peningkatan di kota Tapis Berseri. Sejumlah pengusaha hotel berbintang bahkan sudah berancang- ancang menjadikan Bandar Lampung sebagai lokasi investasi mereka pada tahun 2013.

Dalam catatan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung, tiga hotel berbintang tengah diurus perizinan pembangunannya tahun ini. Ketiga hotel tersebut ialah Hotel Mercure (bintang lima) di Jalan Radin Inten, Hotel Chandra (bintang tiga) di Jalan Sultan Agung, dan Hotel Pop (bintang tiga) di Jalan MH Thamrin (Gotong Royong).

Tenaga Ahli Pemkot Bandar Lampung IB Ilham Malik mengatakan, beberapa di antara hotel tersebut bahkan sudah memulai proses pembangunan konstruksi.

"Hotel-hotel tersebut dibangun dalam skala besar. Kemungkinan, baru akan operasional pada 2014. Mungkin, ada yang baru selesai 2015," kata Ilham, Minggu (28/10) malam.

Di luar itu, Ilham mengatakan, sekitar empat pengusaha hotel lainnya saat ini tengah melakukan penjajakan untuk membangun hotel berbintang di Bandar Lampung.

"Di antaranya, Hotel Amaris dan Santika. Yang lain belum tersebut namanya, tetapi sudah mulai ada penjajakan," tutur kepala Pusat Studi Kota dan Daerah (PSKD) Universitas Bandar Lampung (UBL) tersebut.
Hotel-hotel berbintang itu, menurut Ilham, rencananya memiliki sekitar 200 kamar per hotel.

Hingga saat ini, kamar terbanyak akan dibangun Hotel Mercure, yaitu sebanyak 310 kamar. "Yang lain memang lebih rendah dari 310 kamar. Tetapi, tidak ada yang di bawah 100 kamar. Rata-rata 200 kamar," ungkap Ilham.

Dukung Perdagangan

Pembangunan hotel berbintang di Bandar Lampung bisa terus bergeliat meski sektor pariwisatanya lemah, karena iklim investasi dan bisnis di Lampung terbilang kondusif. Alhasil, hotel-hotel dibangun untuk menunjang kegiatan tersebut.

Kondusifitas iklim penanaman modal terlihat dari nilai investasi pada tiga tahun terakhir. Menurut data Badan Penanaman Modal dan PPTD Lampung, nilai investasi per tiga tahun terakhir tergolong tinggi meski fluktuatif.

Pada 2008, nilai investasi di Lampung mencapai Rp 2,716 triliun. Dari total tersebut, Rp 1,973 triliun merupakan investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN). Sementara Rp 742 miliar berasal dari penanaman modal asing (PMA).

Namun pada tahun 2009, total investasi gabungan mengalami penurunan Rp 351,3 miliar menjadi Rp 2,3 triliun. Itu karena PMA merosot tajam menjadi Rp 416,7 miliar. Nilai investasi tahun tersebut tertolong karena PMDN naik dari kisaran Rp 700 miliar menjadi Rp 1,948 triliun. Pada 2010, grafik nilai investasi kembali naik meski belum memenuhi targetnya.

Pada tahun 2010, PMA naik menjadi Rp 1,26 triliun, sedangkan PMDN berada di angka Rp 857 miliar. Terakhir, tahun 2011, investasi luar negeri juga Rp 1,26 triliun dan PMDN Rp 3 triliun.

Ilham Malik membenarkan, sebagai ibu kota Lampung, pertumbuhan bisnis perhotelan di Bandar Lampung tak lepas dari perkembangan bisnis di Lampung.

Selain itu, Bandar Lampung termasuk salah satu kota yang didukung perdagangan dan jasa. Kondisi serupa banyak terjadi di kota-kota lain di Indonesia. "Kebutuhan akan kamar dari tahun ke tahun akan semakin tinggi. Hal itu seiring meningkatnya aktivitas bisnis," ucap Ilham.

Industri di Lampung, lanjut Ilham, menunjukkan angka peningkatan. Meskipun pertambahan pabrik dan gudang tidak menunjukkan angka yang besar, pabrik dan gudang yang ada telah mengembangkan kapasitas produksi dan muatnya.

"Kalau saya tidak salah, pertumbuhan distribusi logistik melalui Pelabuhan Panjang mencapai 7-15 persen per tahun," terang Ilham.
Dengan adanya peningkatan industri, transaksi bisnis pun semakin berkembang.

Ilham menuturkan, hal tersebut menjadi keuntungan tersendiri bagi pengusaha yang berinvestasi hotel di Bandar Lampung. "Bandar Lampung menjadi daerah yang diuntungkan. Sebab, aktivitas bisnis banyak terjadi di kota ini," tutur Ilham.

Mayoritas Agrobisnis

Mayoritas industri di Lampung bergerak dalam bidang agrobisnis. Lokasi pabrik pun menyebar di beberapa kabupaten, yang jauh dari Bandar Lampung. Meskipun demikian, banyak perusahaan yang tidak memiliki kantor perwakilan di Bandar Lampung.

Kondisi tersebut, kata Ilham, membuat tamu bisnis perusahaan enggan untuk mendatangi langsung lokasi pabrik. Hotel di Bandar Lampung akhirnya menjadi pilihan sebagai tempat pelaksanaan transaksi bisnis. "Walaupun pabrik-pabrik yang berlokasi di daerah memiliki kantor perwakilan di Bandar Lampung, aktivitas bisnis tetap berhubungan dengan hotel. Hotel bisa menjadi tempat menginap, rapat, ataupun negosiasi," papar Ilham.

Dengan kondisi tersebut, pelaku bisnis perhotelan tentunya harus menyiapkan sarana dan prasarana yang representatif. Ilham menerangkan, hal itu dapat dilakukan dengan menggabungkan konsep hotel sebagai tempat menginap sekaligus bisa sebagai lokasi aktivitas bisnis.

"Di manapun, aktivitas bisnis akan berlangsung di kota. Kota tetap akan menjadi sumbu pergerakan bisnis. Lokasi pabrik bisa saja di daerah tetapi transaksi, negosiasi, rapat koordinasi, dan sebagainya tetap aka berlangsung di kota," urai Ilham.

Pebisnis

Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Lampung Friandi Indrawan mengakui, 70 persen pendatang yang menginap di hotel merupakan pelaku bisnis. "Kalau dilihat dari tingkat okupasi, jumlah kamar yang tersedia memang telah sebanding dengan jumlah kunjungan. Tetapi dalam lima tahun ke depan, berdasarkan tren yang ada sekarang, pertumbungan pengunjung akan berkisar 12 persen per tahun," ungkap Friandi.

Peningkatan tersebut bisa terjadi apabila pemerintah bisa melakukan penataan infrastruktur transportasi yang memadai bagi pengunjung. Friandi mengungkapkan, transportasi yang nyaman turut berperan dalam meningkatkan tingkat kunjungan ke Lampung.

"Kalau itu tidak dilakukan, kami memperkirakan pertumbuhan tidak lebih dari lima persen per tahun. Peningkatan ini khususnya untuk wisatawan yang juga menggunakan hotel," ucapnya.

Menurut Friandi, jumlah hotel berbintang di Bandar Lampung yang terdaftar sebagai anggota PHRI ada sembilan unit dengan total kamar 1.252 unit.(rid/rez)

Thursday, November 8, 2012

Angin Puting Beliung Terjang 2 Desa di Lampung Utara

08/11/2012 11:15 WIB
Angin Puting Beliung Terjang 2 Desa di Lampung Utara
Politikindonesia - Angin puting beliung terjang dua desa, yakni Desa Gilih Suka Negeri dan Desa Cabang Empat, Kecamatan Abung Selatan, Kabupaten Lampung Utara. Akibat terjangan angin itu, atap rumah warga berterbangan diterpa pusaran angin yang disertai hujan deras, Selasa (06/11) sekitar pukul 17.30 WIB.

Pusaran angin disertai hujan deras yang datang seketika membuat warga dua di desa di Abung Selatan menjadi panik hingga berlarian keluar rumah. Tidak hanya sampah dedaunan dan ranting yang dibawa terbang pusaran angin. Bahkan atap rumah warga pun ada yang terbang diterpa kencangnya angin hingga porak poranda.

Riswan, 30, warga Desa Gilih Suka Negeri, mengatakan, angin itu datang secara tiba-tiba. Sebelumnya cuaca hanya terlihat mendung saja. Sekitar setengah jam kemudian, Riswan mendengar suara gemuruh dan melihat awan berwarna hitam.

“Saat itu sepertinya akan turun hujan lebat. Bersamaan dengan derasnya hujan, tiba-tiba saja datang angin kencang yang membentuk pusaran membuat daun dan ranting pohon itu berterbangan,” kata Riswan.

Tidak lama kemudian pusaran angin itu menerpa rumah-rumah warga. Selain rumah bergetar, atap rumah juga berterbangan. “Takut tertimpa reruntuhan rumah, saya dan keluarga beserta warga desa lainya lari keluar dari rumah di tengah guyuran hujan lebat, untuk mencari perlindungan dan menjauhi lokasi,” ujar Riswan.

Maria ,25, warga Desa Gilih Suka Negeri membenarkan, akibat angin puting beliung itu, anaknya yang masih balita menjadi sakit demam dan flu karena kehujanan. “Tidak hanya Desa kami, Desa Cabang Empat juga yang diterpa angin puting beliung,” ujar Maria.

Ketua DPRD Lampura M Yusrizal yang melakukan peninjauan ke dua desa yang diterpa angin puting beliung, melihat rumah warga yang telah porak poranda. Kemudian M Yusrizal memberikan bantuan sebagai rasa keprihatinan untuk meringankan beban korban.
(oes/rin/wan)

Lampung Rusuh Lagi, Desa Kesumadadi di Serang Ratusan Massa

08/11/2012 21:08 WIB
Lampung Rusuh Lagi, Desa Kesumadadi di Serang Ratusan Massa
Politikindonesia - Belum selesai penanganan kerusuhan di Lampung Selatan, kerusuhan antar kampung kembali pecah di Lampung. Kali ini bentrok terjadi antara warga Kampung Buyut Udik dan Kampung Kesumadadi, Kecamatan Bekri, Lampung Tengah. Ratusan warga bersenjata tajam sekitar pukul 16.30, hari ini, Kamis (08/11) menyerang Kampung Kusumadadi.

Hingga berita ini diturunkan, belum didapat laporan terkait korban jiwa dalam peristiwa ini, karena ketika ratusan massa menyerang Kampung Kusumadadi sudah dikosongkan. Pantauan di lapangan, sedikitnya 5 rumah warga Kusumadadi dibakar oleh massa.

Kerusuhan dipicu peristiwa sebelumnya, terkait tewasnya Hairil Anwar, 29, warga Kampung Buyut Udik, Kecamatan Gunungsugih, Lampung Tengah, pada 18 September lalu di Kampung Kesumadadi. Kabar yang diterima warga Buyut Udik, Hairil tewas setelah dianiaya membabi buta. Bahkan, jasadnya dibakar. Kemarahan brutal ini akibat ada salah seorang warga Kesumadadi yang kehilangan 3 ekor sapi beberapa hari sebelumnya.

Peristiwa ini yang memancing kemarahan warga Buyut Udik. Di Kampungnya, korban yang merupakan pekerja buruh di pembangunan tower provaider yang lokasinya sekitar Desa Kesumadadi itu dikenal berasal dari keluarga yang kurang mampu. Warga Desa Buyut Udik, mengenal Hairil sebagai sosok yang tekun beribadah dan ramah dan bersosial antar tetangga cukup baik, tidak pernah berbuat onar.

Kematian Hairil baru diketahui keluarganya, beberapa hari setelah peristiwa itu. Keluarga dan beberapa warga mencari korban karena telah beberapa hari tidak pulang ke rumah. Usut punya usut, mereka menemukan sepeda motor korban terparkir di kediaman Lurah Desa Kesumadadi.

Setelah itu, diketahui bahwa Jenazah Hairil Anwar berada di ruang jenazah RS Demang Kabupaten Lampung Tengah, dengan kondisi hangus tidak dapat dikenali lagi.

Saat itu juga kerabat dan warga mengerahkan warga Desa Buyut Udik untuk menyerang Desa Kesumadadi, namun untungnya hal itu bisa diredam oleh pihak satuan Polres Kabupaten setempat.

Warga Buyut Udik mengurungkan penyerangan dan langsung ngeluruk Markas Polres untuk meminta pihak kepolisian menindak tegas dan mengusut tuntas pelaku pembunuhan ini.

Setelah sepekan lebih, dan warga mengangkap tidak ada perkembangan atas tuntutannya, tanpa kompromi, Kamis sore, ratusan warga Buyut Udik melakukan penyerbuan ke Desa Kesumadadi.

Pihak polres Kabupaten Lamteng pun turun mengamankan lokasi. Kapolres Lamteng, AKBP Hery Setyawan menjelaskan, pihaknya tengah melakukan proses hukum dan menahan seorang warga Kesumadadi sebagai tersangka. Masyarakat diminta untuk bersabar dan jangan mudah terpovokasi. "Masyarakat Harus pintar jangan terprovokasi SMS, brodcast BBM, dan ajakan yang akan merugikan semua" ujar Hery.

Kata Hery, polisi terus berupaya, bekerja sama dengan Pemda, dan tokoh masyarkat, agar bisa sama-sama menjaga stabilitas keamanan dan kenyamanan warga Lamteng.

"Polisi telah melakukan upaya hukum, dengan menahan seorang warga Kampung Kesumadadi, jadi serahkan persoalan itu ke polisi, agar bisa kita proses secara hukum," tegas Kapolres.

Hery mengatakan, polisi akan mengembangkan dan memperdalam pemeriksaan terhadap warga yang ditahan. Pihak-pihak yang terlibat penganiayaan yang menyebabkan kematian itu akan diproses hukum.

"Sekali lagi mari kita ciptakan perdamaian dan keamanan serta kenyamanan warga. Berikan waktu kepada kami untuk bekerja secara profesional, dalam mengusut kasus ini" tandas Hery.
(oes/jun/kap)

Sumber : Politik Indonesia.

KERUSUHAN LAMPUNG TENGAH: Polda Lampung Ciduk 5 Provokator


Bandarlampung, 9/11 (ANTARA) - Aparat Kepolisian Daerah Lampung telah mengankan sebanyak 5 orang yang diduga menjadi provokator terjadinya kerusuhan di Kampung Kesumadadi, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah kemarin (8/11).


"Saat ini masih pendalaman apakah nantinya ada penambahan, pengurangan atau penetapan tersangka," ujar Kabid Humas Polda Lampung Ajun Komisarir Besar Polisi (AKBP) Sulistyaningsih hari ini, Jumat (9/11/2012), kepada kantor berita Antara.

Menurutnya, kondisi saat ini sudah aman massa pada Kamis malam (8/11/2012) pukul 19.00 WIB telah dapat dibubarkan dan didorong keluar oleh petugas keamanan dari Brimob Polda Lampung.

"Pada pukul 19.30 WIB bapak Kapolda dan Muspida Kabupaten Lampung Tengah, Pejabat Utama Polda Lampung sudah bisa masuk kelokasi, melihat langsung ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan melihat rumah yang dibakar dan dirusak oleh warga tersebut," lanjutnya.

Saat ini, ia melanjutkan, warga desa Kusumadadi kurang lebih 300 jiwa telah diungsikan di Pondok Pesantren Darul Mustakhin yang berada di sekitar desa setempat.

"Sebanyak lima kompi dari Brimob Lampung, satu kompi gabungan Sabhara Polda Lampung, satu Satuan Setingkat Kompi TNI, satu pleton Sat Pol PP disiagakan guna mengamankan daerah itu sekaligus mengantisipasi terjadinya meluasnya kerusuhan," turu Sulistyaningsih.


Pemicu kerusuhan

Sebelumnya, penyebab terjadi penyerangan kepada warga Kampung Kesumadadi, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah oleh warga Kampung Buyut Udik, Kecamatan Gunungsugih, Kamis, masih simpang siur.

"Penyerangan diduga terjadi akibat adanya seorang warga Buyut Udik yang dituduh mencuri sapi, kemudian dibakar massa di Kampung Kesumadadi, Bekri," kata Sulistyaningsih Kamis (8/11/2012).

Warga Kampung Buyut Udik yang merasa kehilangan satu warganya, langsung mengambil tindakan sendiri, karena mereka tidak terima dengan tindakan massa itu, dengan melakukan penyerangan ke Kampung Kesumadadi, ujar Sulistyaningsih pula.

Puluhan sepeda motor berbondong-bondong mendatangi Kampung Kesumadadi dengan tujuan melakukan perusakan dan membakar rumah warga di sini.

Puluhan rumah yang telah ditinggalkan penghuninya sejak dua hari lalu, menjadi sasaran dibakar oleh mereka yang datang ke Kampung Kesumadadi itu.

"Perusakan dan pembakaran rumah terjadi sejak pukul 13.00 WIB, dan setelah kejadian itu warga meninggalkan kampung tersebut," tuturnya. (sut)

Sumber : Bisnis Indonesia 9 Oktober 2012

Ratusan Warga Bekri Diungsikan

Bentrok Antar Desa.

BANDARLAMPUNG, SRIPO — Kampung Kesumadadi, Kecamatan Bekri, Lampung Tengah mendadak mencekam. Ratusan ibu-ibu dan anak-anak dari Kampung Kesumadadi, Kecamatan Bekri, Lampung Tengah, diungsingkan untuk menghindari aksi massa.

Wakil Bupati Lampung Tengah Mustafa mengatakan, ratusan ibu-ibu dan anak-anak dari Kampung Kesumadadi telah diungsikan ke tempat yang lebih aman.

“Kita ungsikan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya yang hingga saat ini masih berada di lokasi untuk meredam aksi warga Kampung Buyut Udik meluas, Kamis (8/11).

Konflik horizontal di Lampung Tengah ini mengakibatkan sebanyak 13 rumah warga Kampung Kesumadadi, Kecamatan Bekri, Lampung Tengah dibakar massa dari Kampung Buyut Udik, Kecamatan Gunung Sugih, kemarin sore.

Pantauan Tribunlampung.co.id selain 13 rumah yang terbakar, puluhan rumah lainnya juga dirusak massa. Hingga berita ditulis, aparat keamanan gabungan dari Polres Lampung Tengah, Kodim 0411, Brimob, dan Polda Lampung terus berupaya melakukan penghalauan dan meredam amarah massa.

Aksi massa dari Kampung Buyut Udik dipicu dari salah seorang warganya Khairil Anwar (29) tewas dibakar massa dari Kampung Kesumadadi karena diduga mencuri sapi pada 18 Oktober silam.

Kapolres Lampung Tengah AKBP Herry Setyawan mengatakan, kerusuhan antarkampung ini sebenarnya diakibatkan peristiwa yang terjadi pada Selasa (18/10) lalu.

“Masih seringnya masyarakat kehilangan hewan ternaknya, sehingga membuat rasa marah dan dendam menghinggapi masing-masing warga yang kehilangan,” ujar dia.

Sementara itu, Kapolres Kota Metro AKBP Soejadi Supraptomo ketika dihubungi membenarkan bahwa rusuh antar kampung ini bermula pada peristiwa beberapa waktu lalu.

Ia menyebutkan, peristiwa yang terjadi saat Sujai warga Dusun IV Kampung Kesumadadi Kotamadya Metro pukul 03.00 WIB kehilangan tiga ekor sapi.

“Setelah diumumkan oleh warga bahwa Sujai kehilangan ternak sapi, sebagian warga melihat ada orang yang lari di belakang rumahnya lalu mereka mengejar dan menghakimi orang yang diduga telah mencuri sapi tersebut hingga meninggal di tempat,” kata dia.

Sebelum terjadi kerusuhan, petugas dan aparat kampung sudah melakukan evakuasi terhadap warga Kampung Kesumadadi/Bekri Kota Metro guna mengantisipasi timbulnya korban jiwa.

Kronologis
- Ratusan warga Kampung Buyut Udik, Kecamatan Gunung Sugih menyerang Kampung Kesumadadi, sekitar pukul 16.30 WIB, Kamis (8/11). Sebanyak 13 rumah hangus dibakar dan puluhan lainnya rusak akibat diamuk massa.

- Aksi penyerangan diduga akibat emosi warga Kampung Buyut Udik setelah melihat kondisi jenazah Khairil Anwar (29) salah satu warga setempat yang tewas akibat dibakar massa dari Kampung Kesumadadi karena diduga telah mencuri sapi milik warga pada 18 Oktober silam.

- Warga Kampung Buyut Udik mencurigai ditemukannya mayat anonim beberapa waktu lalu. Mereka kemudian mempertanyakan kepada pihak kepolisian Polres Lampung Tengah. Pasalnya, motor milik Khairil Anwar diketahui warga Kampung Buyut Udik tengah digunakan oleh Kamit, Kepala Kampung Kesumadadi.

- Ratusan massa yang mengenali ciri-ciri pada tubuh jenazah saat dibongkar aparat kepolisian sekitar pukul 10.30 WIB mulai memanas. Aparat keamanan dari Polres Lampung Tengah, Dandim 0411, para tokoh adat, dan Wakil Bupati Lampung Tengah Mustafa mencoba membendung emosi warga.

- Namun, emosi warga tak dapat menurun. Bahkan, ratusan massa yang mengunakan puluhan sepeda motor dan truk berhasil lolos dari bendungan aparat di depan Gedung DPRD Lampung Tengah sekitar pukul 14.00 WIB.

- Saat tiba di Kampung Kesumadadi sekitar pukul 15.00 WIB, ratusan gabungan aparat kembali mencoba menahan warga untuk masuk. Namun tak dapat dibendung hingga 13 rumah hangus terbakar dan puluhan lainnya mengalami kerusakan.

- Ratusan aparat kemudian mencoba memundurkan massa hingga perbatasan Kampung Kesumadadi. Hingga pukul 19.30 WIB, ratusan massa masih bertahan di perbatasan kampung. Dua peleton aparat dari Yonif 143 dan Polres Lampung Utara juga hadir untuk menambah kekuatan pengamanan di lokasi.

- Aparat keamanan juga memblokir akses masuk ke Kecamatan Bekri. Semua kendaraan yang hendak masuk harus memutar menggunakan jalur lain. Pasalnya, beberapa massa terlihat mulai menyusul berdatangan dengan menggunakan sepeda motor.

Kapolres Lampung Tengah Ajun Komisaris Besar Heri Setyawan meminta warga untuk menahan diri dan jangan terprovokasi. “Kami telah berupaya dengan menahan salah seorang warga dari Kampung Kesumadadi atas kasus ini,” tukasnya.

Hal senada juga diungkapkan Wakil Bupati Lampung Tengah Mustafa yang mencoba menahan warga mulai dari Kampung Buyut Udik hingga berada di Kampung Kesumadadi. Ia meminta warga untuk menahan emosi dan menyerahkan kasus pada hukum.
(TL/Kompas.com/Ant)

Sumber : Sriwijaya Post

Monday, November 5, 2012

Damai, Warga Balinuraga Minta Maaf



REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Pertikaian antara dua kelompok yang bertikai di Waypanji, Kabupaten Lampung Selatan, akhirnya berakhir. Secara tulus, warga Desa Balinuraga, Kecamatan Waypanji, Kabupaten Lampung Selatan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada warga suku Lampung di daerahnya.

"Dari lubuk hati paling dalam, kami warga Lampung dari suku Bali memohon maaf sebesar-besarnya kepada suku Lampung yang berdomisili di Lampung Selatan atau domisili lainnya di Lampung," kata salah satu tokoh Warga Bali, Nyoman Sudarsono, saat membacakan pernyataan permintaan maaf itu, di Balai Keratun kantor gubernur Lampung, di Bandarlampung, Ahad (4/11).

Permohonan maaf tersebut disaksikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung Berlian Tihang dan Sekda Kabupaten (Sekdakab) Lampung Selatan Ishak.

"Kami berjanji tidak akan lagi mengulangi ucapan, tindakan yang bisa menimbulkan perpecahan atau perselisihan," ujar Nyoman lagi.

Poin permintaan maaf selanjutnya, apabila ada perbuatan, tindakan, ucapan suku Bali yang mengakibatkan perselisihan akan dijatuhkan sangsi adat berupa pengusiran dari tempat tinggal serta tak menghalanginya.

Pihak warga Bali dan Lampung yang bertikai dan terlibat bentrokan di Balinuraga/Sidoreno itu, telah menyepakati perdamaian bersama untuk dijalankan oleh kedua pihak sampai ke warganya masing-masing.

Penandatanganan perdamaian itu dilakukan oleh 20 orang tokoh perwakilan masing-masing, dengan rincian 10 orang perwakilan dari suku Lampung dan 10 orang suku Bali.

Mereka yang menandatangani perjanjian tersebut adalah wakil keluarga korban meninggal, kepala desa, dan tokoh masyarakat di sana.

Sumber : ROL 5 Nov 2012

Sunday, November 4, 2012

[Perjalanan] Sejuknya Ham Tebiu, Liwa


BAGI masyarakat luar Lampung Barat, jika ke Kota Liwa, rasanya belum tuntas jika belum menikmati suasana sejuknya udara dan indahnya pemandangan di Ham Tebiu. Ada juga bunga-bunga langka.


Lokasi Ham Tebiu merupakan wajahnya atau ciri khasnya Kota Liwa. Di sekitar lokasi Ham Tebiu tersebut selain dapat dijadikan sebagai tempat masyarakat untuk bersantai ria, mencari hiburan atau sekadar untuk melepas lelah, kini juga menjadi taman kota Liwa yang di dalamnya terdapat berbagai aneka spesies tumbuhan.

Bahkan di sekitar lokasi itu, kini juga terdapat aneka koleksi bunga langka. Karena lokasi itu juga merupakan bagian dari pusat pengembangan aneka bunga langka yang dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan bekerja sama dengan petugas dari Kebun Raya Bogor.



Bunga-bunga langkah itu didapat kawasan hutan yang kemudian sengaja dikembangkan di lokasi itu dan selanjutnya akan disebar di kawasan Kebun Raya Liwa. Pengembangan berbagai bunga langka itu dipusatkan di sekitar Ham Tebiu disebabkan lokasinya berbatasan langsung dengan lokasi Kebun Raya Liwa.


Bunga-bunga langkah, antara lain bunga raflesia, kantong semar dan lain-lain itu nantinya akan ditanam di kawasan Kebun Raya Liwa.

Selain dapat menikmati sejuknya udara dan aneka tumbuhan, kita juga dapat memandangi panorama alam berupa kolam besar yang di dalamnya terdapat banyak aneka ikan air tawar, mulai dari yang terkecil hingga yang besar, terdiri dari ikan gabus, nila, mujahir, sepat dan lain-lain.


Lokasi Ham Tebiu setiap harinya kini mulai ramai dikunjungi masyarakat, baik secara keluarga, perorangan maupun anak-anak muda. Mereka datang silih berganti.

"Kalau lagi libur, anak-anak sering ngajak bermain di sini karena selain tidak ada tempat hiburan lain, di sini pemandangannya lumayan bagus dan udaranya sejuk. Anak-anak senang," kata Andre, warga Liwa yang berada di lokasi Ham Tebiu, kemarin.

Beberapa tahun lalu, lokasi ini sepi pengunjung karena lokasinya kurang terawat. Namun, belakangan ini atau sejak lokasinya dirawat dan ditanami berbagai bunga, masyarakat silih berganti mendatangi lokasi ini hanya sekadar untuk melepas lelah.

Di lokasi ini, juga telah tersedia WC umum sehingga bagi pengunjung yang membutuhkannya tidak perlu harus pergi jauh. Bagi pengunjung yang datang dari luar kota, ketika membutuhkan makanan atau minuman di luar lokasi sekitar 20 meter banyak warung yang menyediakan berbagai makanan mulai dari warteg, mi, soto, bakso hingga goreng-gorengan.

Selain itu, juga tersedia berbagai aneka jenis oleh-oleh, misalnya buah-buahan, kopi, dan gula merah.

Lokasi Ham Tebiu banyak dikunjungi karena lokasi alamnya masih asli, udaranya sejuk serta pemandangan yang indah. Di sekitar lokasi juga terdapat sejumlah bangunan untuk berteduh.

Bahkan, lokasi ini cocok untuk dijadikan tempat rekreasi. Sebab di dalamnya terdapat kolam besar yang tentunya dapat dijadikan sebagai objek wisata sepeda air. Kemudian di sisinya terdapat taman yang bervariasi. Hanya sayangnya pihak Pemkab belum dapat mengembangkannya ke arah sana dengan alasan keterbatasan dana.

"Lokasi Ham Tebiu untuk sementara fokusnya adalah sebagai ruang terbuka hijau karena lokasi ini selain sebagai taman kota Liwa juga merupakan daerah tangkapan air dan daerah patahan gempa sehingga pengembangannya harus mengutamakan aspek ramah lingkungan," kata Kabid Fisik Bappeda Lampung Barat Eric Inreco, beberapa hari lalu.

Rencana pengembangan untuk dijadikan sebagai taman rekreasi itu memang ada, tapi untuk sementara belum menjadi prioritas. Sebab, selain keterbatasan dana, pertimbangan lain adalah Ham Tebiu merupakan kawasan ruang terbuka hijau serta daerah tangkapan air sehingga pengembangannya lebih diarahkan ke fungsi lingkungan. Terlebih, di sekitarnya umumnya merupakan dataran yang tinggi. (ELIYAH/M-1)

Sumber: Lampung Post, Minggu, 28 Oktober 2012

Eksotisme Tenun Ikat Inuh



TENUN ikat inuh dan bidak galah napuh merupakan tenun tertua di Lampung. Raswan sukses memadukannya menjadi busana kasual nan eksotik.

Kain tradisional Lampung yang didesain Raswan adalah tenun ikat inuh yang berasal dari Lampung Barat serta tenun ikat bidak galah napuh dari Way Kanan. Keduanya adalah kain adat yang pada awalnya hanya dipakai pada acara-acara tertentu saja.

Tenun ikat inuh mulanya hanya dipakai perempuan pada acara pernikahan. Perempuan yang memakainya harus istri dari laki-laki tertua dalam keluarga. Di masa itu, tidak semua wanita bisa memakai kain inuh, sedangkan tenun ikat bidak galah napuh dipakai hanya untuk acara adat untuk laki-laki dan perempuan.

Perbedaan kedua kain tenun ini terletak pada motifnya. Tenun ikat inuh memiliki motif lebih beragam berupa tumbuhan, kapal, dan rumah tradisional, sedangkan tenun bidak galah napuh bermotif bintik-bintik kecil yang diambil dari model kulit hewan. Napuh adalah sejenis hewan seperti kancil yang memiliki bintik-bintik kecil pada bagian leher.

Raswan sukses memadukan dua kain daerah ini menjadi model pakaian modern bertema kasual. Tidak hanya untuk wanita, pria juga bisa bergaya dengan busana ini. Model busana wanita berupa blezer, mini-dress, dan long dress. Pilihan warna yang dipakai seperti hijau tua, ungu, dan biru tua. Motif pada kain membuat pakaian kasual ini lebih eksotik dan mewah.

Dress pendek ini bisa dipadukan dengan kain tenun yang difungsikan sebagai selendang. Bisa dikenakan di leher atau diikatkan di pinggul. Perpaduan dress dengan kain tenun ikat inuh atau bidak galah napuh ini menghadirkan keanggunan dan kemewahan berbusana.

Raswan pun memadukan tenun ikat dengan kain tapis. Ini terlihat pada salah satu pakaian yang memadukan dua kain ikon Lampung itu. Tapis yang dibuat dari benang berwarna emas diletakkan pada bagian atas, di sekitar leher. Perpaduan ini menjadi kolaborasi yang indah dan sempurna. Kain tenun pun dipadukan dengan manik-manik yang melingkar di bawah leher. Pakaian jenis ini lebih menguatkan kesan tradisional sekaligus modern.


Untuk pakaian pria, kain tenun didesain menjadi kemeja trendi. Kemeja yang kasual ini memunculkan motif tenun yang kuat. Unsur tenun memancar dalam busana modern.

Raswan merancang kain tradisional lampung sesuai dengan tren busana saat ini. Selain untuk melestarikan kain tradisional, juga untuk lebih mengenalkan kepada anak muda dan masyarakat umum.


"Dengan desain yang modern, makin banyak orang yang tahu dan akan memakainya. Orang asing pun suka memakai busana ini, jadi tidak hanya untuk acara adat saja," kata Raswan.

Pembuatan kain tenun inuh dan bidak galah napuh menggunakan alat tenun bukan mesin atau ATBM. Dengan alat ini pembuatan kain lebih cepat dan biaya produksi pun bisa lebih kecil. Dalam sehari bisa dibuat kain sepanjang 6 meter. Untuk harga jual pun bisa lebih murah, hanya Rp200 ribu per 2 meter. Pembuatan busana dari kain tenun lampung pun bisa dibuat besar-besaran dengan harga yang tidak telampau mahal. (PADLI RAMDAN/M-2)

Sumber: Lampung Post, Minggu, 21 Oktober 2012

Minat Baca Warga Lampung Masih Rendah



BANDARLAMPUNG -- Minat baca warga masyarakat di Provinsi Lampung masih tergolong rendah, antara lain berdasarkan data kunjungan ke perpustakaan tahun 2010 sebanyak 75.381 orang, justru mengalami penurunan sekitar 50 persen pada tahun berikutnya.

"Angka minat baca ini setiap tahunnya cenderung mengalami penurunan, sehingga perlu adanya upaya dan langkah khusus untuk mengatasi hal tersebut," kata Nellawatty Ningsih, Kabid Pembinaan Arsip dan Perpustakaan Badan Pengelola Arsip Daerah (BPAD) Lampung, di Bandarlampung, Selasa.

Menurut dia, penurunan jumlah pembaca di Perpustakaan Daerah (Perpusda) Lampung terjadi, mengingat rata-rata pengunjung di perpustakaan itu setiap harinya hanya berkisar 80 orang.

Dia berpendapat, perlu adanya upaya meningkatkan minat baca masyarakat, salah satunya adalah menyediakan buku yang diperlukan di seluruh perpustakaan yang ada di tiap desa di Lampung.

"Kurangnya minat baca ini karena masih minim tersedia buku yang dibutuhkan oleh masyarakat umum maupun pelajar dan mahasiswa," kata dia lagi.

Karena itu, pihaknya segera mengadakan buku yang diperlukan masyarakat, sehingga dapat menunjang peningkatan minat baca di seluruh Lampung.

"Masing-masing desa nantinya akan mendapatkan sebanyak 1.000 judul buku, untuk menumbuhkan minat baca warga. Masyarakat kini tidak perlu jauh-jauh untuk mendapatkan buku yang diperlukan," ujar Nellawatty pula.

Pada 2012, kata dia lagi, BPAD Lampung membagikan 70 ribu buku yang akan ditempatkan pada 70 perpustakaan desa di seluruh Lampung.

"Pemberian buku dilakukan bergulir sejak 2008. Pemerintah kabupaten dan kota yang menentukan desa mana saja yang mendapatkan buku, dan untuk tahun ini beberapa daerah yang mendapatkan buku antara lain desa di Pulau Pahawang, wilayah pesisir, maupun daerah yang terpencil," ujarnya.

Dia menegaskan, pengadaan buku yang memerlukan dana mencapai Rp1,6 miliar itu dimaksudkan untuk menunjang aktivitas perpustakaan desa, sehingga masyarakat tidak kesulitan mendapatkan buku yang diperlukan.

"Keberadaan perpustakaan kami harapkan dapat menunjang proses belajar masyarakat, baik belajar secara mandiri maupun otodidak," ujar dia lagi.

Menurut dia, warga yang gemar membaca adalah ciri-ciri masyarakat yang pintar, seperti pepatah "buku adalah jendela dunia".

Sumber: Antara, Selasa, 23 Oktober 2012