RUSAK FASILITAS UMUM. Massa merusak baliho dan fasilitas umum usai mengikuti Istiqosah menyambut bulan Ramadan bersama Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza SZP di lapangan Sepakbola Raden Intan, Kalianda, Lampung Selatan, Senin (2-7). FOTO LAMPUNG POST/AAN KRIDOLAKSONO
KALIANDA (Lampost.com): Kota Kalianda, Lampung Selatan (Lamsel) mencekam, Senin (2-7). Seluruh toko, pasar Inpres Kalianda, perumahan dan perkantoran di kota tersebut tutup, menyusul aksi kekerasan ratusan massa usai membubarkan diri dari mengikuti istiqosah menyambut bulan Ramadan di lapangan Sepakbola Raden Intan, Kalianda, sekitar pukul 11.30.
Kerusuhan ini meletus diduga warga tersinggung dengan perkataan bupati yang dinilai telah melecehkan mereka.
Padahal Bupati Lampung Selatan, Rycko Menoza SZP sudah menemui mereka dan meminta melupakan masa lalu untuk membangun Lamsel bersama-sama. Permintaan yang disampaikan di atas mimbar bersama lima tokoh adat marga Lamsel, penasehat hukum ormas Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), dan Forum Rakyat Lampung Selatan Bersatu (Forlas Bersatu) itu malah disambut lemparan batu dan gelas air mineral.
Suasana menjadi kacau sesaat, Kapolres Lamsel AKBP Harri Muharram Firmansyah, lima tokoh adat marga Lamsel, koordinator lapangan (Korlap) LMND dan Forlas bersatu serta penasehatnya yang ada di mimbar membentengi bupati, untuk melanjutkan sambutannya.
Sejurus kemudian massa pun diminta untuk membubarkan diri, karena bupati telah berkenan menemui ribuan massa di lapangan Raden Intan tersebut.
Namun massa malah berbuat anarkis. Mereka yang rata-rata berusia pemuda tanggung memecahkan rambu-rambu lalulintas, melempari kantor Pos Polantas yang ada di seberang lapangan Raden Intan hingga seluruh kaca kantor pecah.
Tidak sampai di situ, aksi brutal mereka berlanjut ke jalan Raden Intan arah Pasar Inpres. Mereka melempari kaca kantor Bank Mandiri Syariah, kampus DCC Kalianda. Bahkan mereka juga merusak rumah Merik Havidz, ketua Forum Masyarakat Peduli Pembangunan Lampung Selatan (FMPPLS) untuk kedua kalinya.
Sebelumnya rumah Merik pernah diamuk massa saat aksi unjukrasa penolakan patung ZAP pada 27 Maret lalu.
Lalu massa yang mengendarai roda dua berkumpul di Pasar Inpres yang sudah sunyi di tinggal penghuninya. Lalu ratusan massa menuju lapangan Pemkab Lamsel, yang sudah dipadati pagar betis ratusan personel Polri, TNI-AD, Marinir dan Sat Pol PP. Mereka kembali berbuat ulah dengan membakar tenda bekas untuk Istiqozah di pagi harinya.
Aparat pun bertindak tegas dengan menembakkan gas airmata dan mobil watercannon menyemburkan air ke arah koraban api yang ada di tenda. Massa bubar dan terpecah.
Namun lagi-lagi massa yang sudah disusupi perusuh yang diduga dari wilayah Jabung, Lampung Timur itu melakukan swipping yang luput dari penjagaan aparat keamanan. Mereka merusak kaca jendela dan pintu di sejumlah perkantoran lingkungan Pemkab Lamsel, di antaranya kantor PKK Lamsel, Ketahanan Pangan, Penanaman Modal, Perizinan, dan Dinas Pekerjaan Umum (PU). Bahkan mereka menjarah kantor Pengadilan Agama (PA Kalianda dan menggasak 1 laptop, tiga unit komputer dan 2 CPU.
Kapolres Lamsel AKBP Harri Muharram Firmansyah bersama lima tokoh adat marga Lamsel, yakni Pangeran Marga Ratu, Pangeran Legun Tihang Marga, Pangeran Dantaran, Pangeran Rajabasa, dan Pangeran Ratu Marga Katibung serta penasehat hukum LMND, Forlas Bersatu dan lima tohoh adat meninjau kerusakan kantor PU.
Pangeran Dantaran mengaku prihatin atas tindakan brutal sekelompok massa itu. Padahal Bupati Lamsel sudah berjiwa besar, dengan meminta maaf kepada para tokoh atas ucapannya tempo lalu yang dinilai melecehkan masyarakat Lamsel. "Saya prihatin, aksi damai kami telah ditungggangi oleh sekelompok perusuh," ujarnya.
Sementara, Kapolres Lamsel menyatakan masih menyelidiki aksi brutal yang dilakukan oleh sekelompok massa tersebut. "Para tokoh adat, LMND, Forlas Bersatu dan penasihat hukum mereka sudah saling berpelukan dan berjabatan tangan dengan Bapak Bupati. Namun di sisi lain, ada oknum yang memancing kekeruhan dengan melakukan pengrusakan. Kasus iniu masih kami selidiki," ujar Kapolres usai meninjau kantor Dinas PU yang dirusak masa. (KRI/L-1)
Lampost Com 2 Juni 2012.
No comments:
Post a Comment