JAKARTA – Ada kejanggalan dalam tragedi Mesuji karena baru sekarang menimbulkan kehebohan, padahal peristiwanya sudah terjadi sejak April 2011.
"Tragedi Mesuji terasa janggal karena tidak menimbulkan heboh setelah terjadinya peristiwa, baru heboh setelah warga dan keluarga korban bersusah payah mencari akses di Jakarta mengadukan nasibnya ke Komisi III DPR," kata anggota komisi III DPR Bambang Soesatyo di Jakarta, Selasa.
Karena itu, Bambang mendesak Menko Polhukam agar mempertanyakan sejumlah kejanggalan proses penanganan tragedi Mesuji kepada pejabat daerah dan pihak terkait di Jakarta.
"Kalau betul terjadi pelanggaran HAM berat di Mesuji pada April dan November 2011, mengapa Jakarta (Pemerintah Pusat) harus dibuat terkejut beberapa bulan kemudian," kata Bambang.
Lebih lanjut Bambang menjelaskan kemungkinan ada tiga hal kenapa peristiwa Mesuji tersebut tidak menimbulkan kehebohan pada saat peristiwa itu terjadi.
Pertama, skala kasusnya memang tidak sedramatis yang dilaporkan kepada Komisi III DPR. Kedua, adanya upaya menyederhanakan kasus. Dan ketiga, ada upaya menutup-nutupi tragedi ini.
Jika diasumsikan benar telah terjadi tragedi kemanusiaan atau pelanggaran HAM berat di Mesuji pada pekan kedua November 2011, dan tragedi itu baru menjadi cerita yang menghebohkan di Jakarta pada pertengahan Desember 2011, maka menurut Bambang, hal itu adalah rentang waktu sangat panjang untuk mengungkap sebuah tragedi kemanusiaan.
"Jelas tidak wajar. Maka, dalam konflik berdarah sengketa tanah 928 hektar di Mesuji, patut diduga ada pihak yang berusaha menutup-nutupi tragedi ini," kata Bambang.
Apalagi, tambahnya, warga setempat mengaku selalui dihantui rasa takut untuk melapor karena mendapat ancaman. (tk/ant)
Saya ada dengar kabar kalau tragedi ini melibatkan agama (mungkin karena di videonyanya ada yang menyebut Allahuakbar).
ReplyDeleteJangan jadikan tragedy Mesuji ini untuk mengkambinghitamkan agama, terlepas dari apapun agama yang saya anut. Mudah-mudahan ini jadi pelajaran untuk pendewasaan diri. Wallahualam.