Monday, December 29, 2014

PNS Harus Belajar Hukum



Sebagai mantan PNS yang memiliki banyak teman yang berprofesi sebagai PNS saya sangat memprihatinkan bila ada teman teman yang kurang memahami perundang undangan yang berlaku, lalu tampa menyadari nya akhirnya terjerat kasus hukum hanya lantaran kekurang pahamannya terhadap terhadap UU dan pereaturan yang berlaku. Sebagaimana kita ketahui bahwa memang sistem politik yang berlaku serang sering membuat posisi mereka sebagai pejabat menjadi dillematis, bahkan bertentangan dengan hati nurani. Bukan hanya politik Pilkada saja, tetapi politik penganggaranpun mendorong terjadionya aktivitas dan bahkan konspirasi yang tidak disadari adalah melawah hukum dan perundangan serta aturan lainnya yang berlaku.

Semula kita berharap banyak situasi seperti ini akan berubah dan berakhir setelah ditetapkannya Sistem Pemilihan Langsuing Lewat DPRD dalam Pilkada Provinsi dan Kabupaten/ Kota. Tetapi sungguh mengherankan ternyata para tokoh yang semula kami sangka Negarawan itu justeru mempertahankan Pilkada Langsung. Padahal nyata nyata didepan mata bahwa pilkada Langsung itu sangat rawan dengan politik uang, tetapi nampaknya mereka yang kita sangkakan sebagai negarawan itu benar benar telah ditutupkan matanya sehingga sama sekali tidak memiliki kesanggupan menangkap adanya politik yang meracuni rakyat itu.

Kita jangan hanya berpijak atas kenyataan bahwa Jokowi dan Ahok serta beberapa Bupati dan Walikota selama memimpin daerah berhasil memimpin secara bersih 'clean dan clear' tetapi bukankah jumlah mereka sangat sedikit. Dan kita juga tidak bijak bila menuduh bahwa hanya penguasa yang berasal dari Parpol tertentu saja yang melakukan korupsi, karena korupsi itu sangat dekat dengan kekuasaan. Karena kenyataannya beberapa Partai yang pernah berkuasa atau partai lain yang berkualisi dengan paratai penguasa juga melakukan korupsi, karena memang partai partai di Indonesia tidak memiliki sumber dana yang mencukupi, sepertinya harus melakukan konspirasi itu, belum lagi konspirasi untuk memperkaya diri.

Kita benar benar prihatin manakala ada teman teman yang terpakjsa berurusan dengan yang berwajib, bila itu terjadi lantaran ketidakpahaman mereka dengan UU dan peraturan lainnya yang berlaku. Tetapi manakala itu dilakukan dilakukan karena pilihan dan penuh kesadaran, maka itu dalah tanggungjawab pribadi.Kita hanya bisa berdoa semoga Ia mendapat perlakuan yang seadilnya, mendapatkan hukuman yang serendah mungkin, serta diberikan ketabahan dan kekuatan baik pribadi maupun keluarganya, karena itu semua adalah resiko.

Buku 100 Hari Gubernur Ridho Telah Terbit

Oleh Budisantoso Budiman



Cover depan buku Dari Oedin ke Ridho: Kado 100
Hari Pemerintahan M Ridho Ficardo-Bachtiar Basr
i.
BUKU kumpulan artikel para pihak berjudul Dari Oedin ke Ridho: Kado 100 Hari Pemerintahan M Ridho Ficardo-Bachtiar Basri telah terbit dan siap diluncurkan untuk dibedah bersama-sama isinya.

Penerbitan buku menyambut 100 hari pemerintahan Gubernur Lampung M Ridho Ficardo-Wagub Bachtiar Basri ini merupakan kerja sama Indepth Publishing dan Pusat Kajian Kebijakan Publik dan Hak Asasi Manusia (PKKPHAM) Fakultas Hukum Universitas Lampung bersama sejumlah pihak lainnya, menurut Tri Purna Jaya, dari Indepth Publishing, di Bandarlampung, Senin (15/9), telah selesai penerbitannya dan siap diluncurkan dalam waktu dekat.


Menurut dia, buku yang menampung 33 artikel berbagai topik dari sejumlah penulis dari beragam kalangan yang kesemuanya mengkaji kondisi daerah Lampung dari banyak sudut pandang yang berbeda-beda.

Oki Hajiansyah Wahab, pegiat PKKPHAM FH Unila yang juga salah satu penulis dalam buku tersebut, menyatakan bahwa acara peluncuran sekaligus bedah buku itu siap diselenggarakan di aula Harian Umum Lampung Post, Rabu (17/9) petang, dan diharapkan dapat dihadiri secara langsung oleh Gubernur Ridho Ficardo.

Monday, December 8, 2014

Bentrok Massa! 50 Rumah Dibakar di Lampung Tengah

 Bentrok Massa!  50 Rumah Dibakar di Lampung Tengah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, GUNUNG SUGIH  -
Aksi pembakaran rumah mewarnai bentrok massa yang terjadi di Dusun II Tanjungrejo, Kampung Tanjung Harapan, Kecamatan Anak Tuha, Lampung Tengah, Kamis (27/11). Sedikitnya 50 rumah ludes terbakar. Mayoritas warga di dusun tersebut, terpaksa mengungsi karena khawatir menjadi sasaran amuk massa dari Dusun I Tanjungrejo.

Ratusan anggota kepolisian dari polsek-polsek, Polres Lamteng, dan Polda Lampung dibantu seratusan personel TNI dari Candimas masih berjaga di lokasi. Isu bakal adanya serangan balasan pun terus merebak.

Kapolda Lampung Brigjen Heru Winarko dan Dandim Lampung Tengah Hari Darmica juga turun langsung ke lokasi bentrok untuk mencegah adanya aksi susulan.

Lantas faktor apa yang menyulut aksi pembakaran? Bagaimana kondisi terakhir di lokasi peristiwa yang terjadi pada malam ini? Baca ulasan lengkapnya di Tribun Lampung cetak edisi Jumat 28 November 2014.

"Lampungologi" Redam Konflik




Arizka Warganegara

Dosen Fisip Universitas Lampung



KERUSUHAN di Kampung Tanjungharapan, Kecamatan Anaktuha, Lampung Tengah, 27 November lalu, secara jujur saya katakan hal itu meninggalkan polemik, benarkah Lampung rawan konflik? Benarkah Lampung rentan kerusuhan? Benarkah kalau tidak ada konflik bukan Lampung?

Sejumlah pertanyaan itu sebenarnya hasil rangkuman beberapa hari terakhir setelah terjadinya kerusuhan antarkedua dusun tersebut. Lontaran ide dan pandangan itu menyeruak di banyak media sosial, obrolan ringan di grup BBM, dan lainnya.

Sebagai orang Lampung (bukan merujuk pada suku), saya sangat bangga dengan Lampung, sebuah provinsi yang sangat heterogen. Hampir semua suku Indonesia ada di Lampung, sebuah gambaran Indonesia mini layak disematkan untuk provinsi di ujung Pulau Sumatera yang kita kasihi ini.

Interaksi saya dengan beberapa peneliti Dayak dari Institut Dayakologi, Kalimantan Barat, kurang lebih 10 tahun lalu membuat saya memberanikan diri mengenalkan istilah Lampungologi pada publik Lampung. Terus terang ide ini memang terinspirasi istilah sejenis yang sudah dulu populer, seperti Javanologi dan Dayakologi.


Wednesday, October 15, 2014

Seorang Jama'ah Haji Asal Lambar Meninggal


Satu jamaah haji asal Lampung Barat atas nama Salma Jaimin Mulum, warga Pekon Sukarame, Kecamatan Belalau, meninggal dunia di tanah suci Makkah pukul 11.50 WAS. Selain itu, jumlah jamaah haji asal kabupaten tersebut yang menderita sakit bertambah. Jika sebelumnya hanya satu jamaah atas nama Kromo Yamin, warga Kecamatan Suoh, kini bertambah Aksin Ahsan Santri, warga Pekon Penegahan, Kecamatan Lemong, juga mengalami sakit. Keduanya sekarang ini masih menjalani perawatan di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI), Arab Saudi.
 ’’Informasi dari Makkah, jamaah yang meninggal dunia itu tanpa mengalami sakit dan mengembuskan nafas terakhirnya ketika berada di penginapan haji. Kini jasadnya sedang diurus maktab untuk dimakamkan. Sedangkan dua jamaah yang sakit diperkirakan karena kelelahan, sehingga keduanya tidak bisa menjalankan ibadah haji,’’ ujar Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Lambar Drs. Khobiransyah kepada Radar Lambar (grup Radar Lampung) kemarin.
Menurutnya, kini jamaah haji asal Lambar sudah kembali ke pondokan di Makkah setelah selesai melakukan kegiatan armina. ”Prosesi haji sudah selesai. Kini tinggal yang sunah-sunahnya saja sembari menunggu ke Madinah untuk melakukan arbain. Selain kedua jamaah haji yang sakit, Alhamdulillah jamaah yang lain seluruhnya dalam kondisi sehat,” ujarnya.
Khobiransyah menambahkan, pihaknya berharap masyarakat mendoakan untuk kesembuhan kedua jamaah yang sedang sakit itu sehingga bisa melaksanakan ibadah haji dengan khusyuk. ’’Kita berharap pelaksanaan ibadah haji tahun ini berjalan lancar dan seluruh jamaah haji dapat kembali ke tanah air dengan kondisi sehat,” harapnya.
     Terpisah, Kemenag tidak mau disalahkan dengan banyaknya jamaah haji sakit dan manula yang diberangkatkan ke Saudi. Mereka menyebut Kemenag tidak bisa pilih-pilih memberangkatkan jamaah yang sehat dan muda-muda saja.
     Inspektur Jenderal (Irjen) Kemenag Mochammad Jasin mengatakan, Kemenag bukan berarti mengambil risiko dengan memberangkatkan calon jamaah haji yang sakit dan manula dalam jumlah besar. Jasin menjelaskan, pemberangkatan jamaah terkait dengan pelayanan moda transportasi udara.
     "Selama jenis penyakit dan tingkat kesehatannya masih diperbolehkan dalam aturan penerbangan sipil, tidak ada alasan untuk melarang," katanya saat dihubungi kemarin.
Jasin menuturkan, berlaku aturan penerbangan sipil internasional. Dalam aturan itu, memang ada sejumlah penyakit yang dilarang terbang. "Yang dilarang dalam regulasi ini adalah kanker stadium 4 dan penyakit berbahaya menular seperti HIV," ujarnya.
     Menurut Jasin, pemberangkatan jamaah haji dalam keadaan sakit atau manula sejatinya tidak menjadi persoalan. Asalkan terdapat pendamping yang mengikuti terus selama berhaji, Jasin mengatakan bisa mencegah kondisi memburuk.
     Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu menuturkan, pembatasan atau bahkan larangan jamaah lansia dilarang berhaji tidak bisa dijalankan pemerintah. "Karena berhaji itu menyangkut hak beribadah seseorang," paparnya.
     Jasin menjelaskan, sebagian jamaah mungkin saat mendaftar usianya 40-an tahun sampai 50-an tahun. Tapi, karena antrean haji sekarang panjang sekali, usianya menjadi tua saat berangkat ke Saudi. "Tidak dipungkiri juga ada jamaah yang memang ingin meninggal di Makkah atau Madinah," katanya.
     Upaya paling bijak, menurut Jasin, bukan melarang jamaah sakit atau manula berhaji. Tapi, mengoptimalkan sosialisasi kesehatan dan kinerja tenaga medis. Jasin berharap semakin banyak petugas kesehatan profesional yang dikirim ke Saudi. Dia juga meminta seluruh tenaga medis harus fokus melayani jamaah haji. Tidak seperti selama ini, konsentrasinya terpecah antara melayani jamaah dan nyambi berhaji untuk dirinya sendiri.
     Sementara itu, Jasin juga menjelaskan persiapan pemulangan jamaah haji dari Jeddah yang dimulai hari ini (9/10). Di antara persiapan yang telah dilakukan panitia adalah, pengumpulan dokumen dan pendataan paspor. Kemudian juga menimbang bawaan jamaah sejak di Makkah supaya tidak di bongkar-bongkar ketika berada di Bandara Jeddah.
     Lalu, armada bus yang mengangkut jamaah dari Makkah ke maktab Jeddah juga dipersiapkan. "Pemberangkatan dari maktab Jeddah menuju bandara, kita dorong dalam waktu delapan jam sebelum pesawat lepas landas," urainya.
Persiapan lainnya adalah pengadaan katering untuk jamaah selama di Bandara Jeddah.
     Persiapan yang tidak kalah penting adalah mendeteksi suhu tubuh jamaah yang akan pulang ke tanah air. Jika ditemukan jamaah dengan suhu badan tinggi, akan diperiksa lebih lanjut. "Panas tinggi merupakan salah satu gejala MERS-CoV dan ebola," ungkapnya.
Jamaah yang suhu badannya tinggi akan dirujuk ke BPHI di Makkah. Jika kondisinya parah, dirujuk lagi ke RS Arab Saudi.
     Data terbaru dari pusat kesehatan haji Kementerian Kesehatan kemarin sore, jumlah jamaah haji meninggal mencapai 138 orang. Jumlah jamaah haji yang dirawat inap sebanyak 1.418 orang dan terbanyak di Makkah 913 orang. (lus/rnn/jpnn/p3/c2/ary)

Thursday, August 28, 2014

Pulau Kiluan Akan Dijual ?



Pulau Kiluan, demikian nama pulau kecil itu. Banyak yang sudah berkunjung ke sana, lebih banyak lagi sudah pernah mendengar namanya disebut, tetapi lebih lama lagi yang belum pernah berkunjung ke sana dan lebih banyak lagi yang belum mendengar nama pulau itu, padahal demikian besarnya potenmsi pariwisata di teluk dan pulau itu.
Kini pulau itu semakin populer ketika terbeti kabar bahwa pulau itu telah ditawarkan untuk di jual atau disewa. 

Saturday, June 21, 2014

Inilah ‘Kabinet’ Gubernur Ridho Ficardo


BANDARLAMPUNG (Lampost.co): Dua pekan setelah dilantik menjadi gubernur Lampung, Ridho Ficardo pada Selasa (17/6) melakukan mutasi dan promosi sejumlah jabatan. Sejumlah nama kepala satuan kerja era Gubernur Sjachroedin Z.P. tetap menjabat namun di posisi yang berbeda.
Berikut adalah nama pejabat eselon II yang dilantik, Selasa (17/6):
No. Nama Jabatan Baru
1. Fahrizal Darminto; Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
2. Sumiati Somad; Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
3. Ferinia; Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
4. Choiriyah Pandarita; Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Pembangunan
5. Herwansyah; Asisten I Bidang Pemerintahan
6. Fitter Syahboedin; Asisten III Bidang Kesejahteraan Rakyat
7. Adeham; Asisten II Bidang Perekonomian Pembangunan
8. Ellya Muchtar; Asisten IV Bidang Administrasi Umum
9. Budi Darmawan; Kepala Dinas Bina Marga
10. Ali Rahman; Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
11. Albar Hasan Tanjung; Kepala Dinas Perhubungan
12. Edarwan; Kepala Badan Perwakilan Pemerintah Provinsi Lampung di Jakarta
13. Prihartono G. Zain; Kepala Dinas Pertambangan dan Energi
14. Piterdono; Kepala Dinas Pendapatan Daerah
15. Dewi Budi Utami; Kepala Badan Pemberdayaan, Perempuan dan Perlindungan Anak
16. Toni L. Tobing; Kepala Dinas Perkebunan
17. Satria Alam; Kepala Dinas Sosial
18. Theresia Sormin; Kepala Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Daerah
19. Heri Suliyanto; Kepala Dinas Pendidikan
20.Yudha Setiawan; Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa
21. Heri Joko Subandrio; Direktur Umum RSUAM
22. Tauhidi; Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga
23. Robinsyah; Kepala Dinas Pengairan dan Pemukiman
24. Sutoto; Sekretaris DPRD Lampung
25. Sobri; Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah
26. Wan Ruslan; Kepala Biro Keuangan
27. Gulivar; Dirut Keuangan RSUAM
28. Yudi Hermanto; Kepala Biro Tata Pemerintahan
29. Gunawan Triadi; Kepala Biro Aset dan Perlengkapan
30. Ali Subaidi; Kepala Biro Organisasi Daerah
31. Rahmat; Kepala biro Mental dan Spiritual
32. Zainal Abidin; Kepala Biro Administrasi Pembangunan
33. Ilyas Hayani Muda; Kepala Biro Bina Sosial
34. Zulfikar; Kepala Biro Hukum
35. Fahrizal; Kepala Biro Perekonomian
36. Chandri; Kepala biro Otonomi Daerah Lampung
(*)

Monday, April 14, 2014

Gubernur Lampung Luncurkan Buku Di Alkhir Pengabdian


GUBERNUR Lampung Sjachroedin ZP meluncurkan buku "Merampungkan Tugas Sejarah" Memoar Komjen Pol (Purn) Drs Sjachroedin ZP SH Satu Dekade Memimpin Pembangunan Lampung (2004-2014), karangan Zulfikar Fuad, sekaligus tanda berakhir masa jabatannya pada 2 Juni 2014 nanti.

Gubernur Lampung Sjachroedin ZP menunjukkan buku biografi
"Merampungkan Tugas Sejarah" karangan Zulfikar Fuad yang
diluncurkan di Hotel Novotel Bandarlampung, Senin (17/3) malam.
(FOTO: ANTARA LAMPUNG/Kristian Ali).
Gubernur Sjachroedin ZP, di Hotel Novotel Bandarlampung, Senin (17/3) malam, mengaku pada awalnya tidak mau untuk dibuatkan sebuah buku, namun ada penulis dari Jakarta yang menawarkan sehingga akhirnya dia menyetujuinya serta mempersilakan mencari bahannya sendiri hingga dicetaklah buku ini.

Melihat Sejarah Lampung Dari Satu Sisi

Oleh Udo Z. Karzi

Dengan gaya tuturan langsung, akan sangat terlihat bagaimana kekhasan Sjachroedin berbicara: apa adanya, tanpa tedeng aling-aling, dan terkadang meledak-ledak. Cukup memadai untuk memahami karakter Oedin, terutama selama memimpin Lampung.

Data buku:
Merampungkan Tugas Sejarah: Memoar Komjen
Pol. (Purn.) Drs. H. Sjachroedin Z.P., S.H.
Satu Dekade Memimpin Pembangunan Lampung
(2004- 2014)

Zulfikar Fuad
Alifes Inc.-by PT Media Kisah Hidup, Jakarta
I, Januari 2014
xvi + 292 hlm.
MEMBACA, mendengar, dan menyaksikan sendiri sepak terjang seorang Sjachroedin selama satu dasawarsa memimpin Lampung memang terasa menggetarkan. Ya, memang butuh orang yang luar biasa dalam memimpin provinsi ujung pulau ini. Wajar jika ada ujaran yang menyebutkan, "Kalau bukan Bang Oedin..." Sungguh tak terbayang bagaimana jadinya Lampung.

Menjelang habisnya masa jabatannya, Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. memberikan kenangan indah bagi masyarakat berupa sebuah memoar: Merampungkan Tugas Sejarah, Memoar Komjen Pol. (Purn.) Drs. H. Sjachroedin Z.P., S.H. Satu Dekade Memimpin Pembangunan Lampung (2004-2014).

Memoar ini ditulis Zulfikar Fuad, seorang penulis kisah hidup yang berpengalaman menulis biografi berbagai tokoh, seperti Susilo Bambang Yudhoyono, B.J. Habibie, Andi Achmad Sampurnajaya, dan Abdurrachman Sarbini.

Ini memang bukan buku pertama tentang Sjachroedin. Sebelumnya, Demimu Lampungku, Padamu Bhaktiku, Untukmu Indonesiaku yang ditulis Harun Muda Indrajaya dkk. dan Inspirator Tanpa Kultus (2013) karya Hesma Eryani. Boleh dibilang ini buku ketiga mengenai Sjachroedin.

Namun, berbeda dengan dua buku sebelumnya yang menggunakan pendekatan biografis dengan sudut pandang orang ketiga (dia, Sjachroedin), Merampungkan Tugas Sejarah ditulis dengan pendekatan memoar dengan sudut pandang orang pertama (saya).

Sunday, March 23, 2014

Menjaga Muruah Budaya Lampung

Oleh Prof. Dr. Sudjarwo

SEBAGAI orang yang hidup, besar, dan—kalau boleh minta—mati di Lampung, ada semacam kebanggaan tersendiri jadi warga daerah ini. Perasaan keindonesiaan dari hari ke hari memang tumbuh tersemai dengan pupuk keanekaragaman suku bangsa dan keanekaragaman budaya. Ini menjadi semacam penanda yang khas di daerah ini.

Sebagai nomenklatur keindonesiaan, pelan tetapi pasti, melalui instrumen budaya terus berproses. Akulturasi, amalgamasi, perlahan terus maju menyeruak ke jantung Lampung dalam arti budaya. Benar adanya, jika ada korban terpinggirkan, tetapi tetap harus diakui pelestarian, paling tidak pada tata nilai, tetap terus diperjuangkan.

Wednesday, February 26, 2014

[Fokus] Gunungsari, Kampung Tua Bandar Lampung


Oleh Meza Swastika

Tak bisa dipungkiri, Gunungsari menjadi denyut nadi utama Bandar Lampung sejak 1950-an. Ia sebagai pusat perekonomian dan daerah transit karena stasiun dan terminal berada di situ.

Permukiman Kelurahan Gunungsari
MANDALAWANGI, bus ukuran tiga perempat itu berhenti di salah satu sudut Pasar Tengah. Serombongan pemuda langsung berlari ke arah penumpang yang turun dari bus engkel itu. Beberapa di antara mereka terlihat menarik barang-barang bawaan milik penumpang.

Buku "Mengapa Kita Berkonflik?" Masuk Perpustakaan Leiden



BUKU terbitan Indepth Publishing "Mengapa Kita Berkonflik?" yang ditulis para akademisi, peneliti, jurnalis, pemuka agama, dan aktivis LSM di Lampung, sudah masuk dan dapat dibaca di Perpustakaan KITLV Leiden Belanda.

Managing Director Indepth Publishing Tri Purna Jaya di Bandarlampung, Rabu (12/2), mengatakan bahwa pihaknya berusaha mendistribusikan buku-buku terbitan Indepth ke perpustakaan-perpustakaan ternama di dunia.


"Selain ke KILTV Leiden di Belanda, kami juga meminta bantuan penulis-penulis yang tengah menempuh studi di luar negeri agar dapat memasukan buku-buku itu ke perpustakaan di tempat mereka menempuh studi, seperti di Jepang, Prancis, Malaysia, dan berbagai negara lainnya," katanya.

Wednesday, February 12, 2014

[Komunitas] Menggali Budaya Lampung lewat Komunitas Belajar

Oleh Dian Wahyu Kusuma

Sejak awal 2013 lalu berdiri, komunitas Lampung Belajar sudah membuka berbagai kelas belajar, di antaranya  kelas puisi, cetik, dan sulam usus. 

PEGIAT Lampung Belajar, Dewi Sophy Septeka, mengatakan walau baru satu tahun berdiri, komunitas ini sudah melakukan banyak kegiatan belajar bersama. Kelas yang sudah diselenggarakan, di antaranya menulis puisi oleh Ari Pahala Hutabarat dari Komunitas Berkat Yakin (Kober), teknik sulam usus oleh Aan Ibrahim, desainer, pemilik galeri sulam usus dan pegiat sulam usus di Lampung. 

Saturday, February 8, 2014

Menciptakan Kiblat Baru Selain Rancage

Oleh Isbedy Stiawan Z.S.



Buku puisi Suluh karya Fitri Yani,
pemenang Hadiah Sastra Rancage 2014
untuk sastra Lampung.
BERUNTUNGLAH sastra berbahasa Lampung bisa eksis di tengah media lokal yang tidak menyediakan ruang (halaman) bagi karya sastra daerah (Lampung). Bahkan, beberapa nama sudah diakui di tingkat nasional melalui ajang pemilihan sastra berbahasa daerah yang digelar Yayasan Kebudayaan Rancage, yang berpusat di Bandung, Jawa Barat.

Sejak dibukanya penghargaan Rancage bagi sastra berbahasa Lampung, sebelumnya hanya berbahasa Sunda, Jawa, dan Bali, sudah tiga nama sastrawan (daerah) Lampung yang mendulang sukses. Mereka adalah Udo Z. Karzi, Asarpin, dan tahun ini diberikan kepada Fitri Yani untuk buku puisi berbahasa Lampung bertajuk Suluh (2013).

Saturday, February 1, 2014

Fitri Yani Raih Hadiah Sastra Rancage 2014

BANDAR LAMPUNG (Lampost.Co): Sastrawan Lampung Fitri Yani meraih Hadiah Sastra Rancage 2014. Warna lokal yang mencolok dalam buku puisi, Suluh, membuat karyanya terasa lengkap sebagai karya sastra Lampung.

Karena itulah, Suluh yang diterbitkan Lampung Literatur, 2013, ini dipilih dewan juri sebagai peraih Hadiah Sastra Rancage 2014 untuk sastra Lampung. "Bukan saja karena disajikan dalam bahasa Lampung melainkan juga membicarakan perkara kelampungan. Tidak ada satu pun sajak yang dimuat dalam Suluh yang tidak mengandung warna lokal Lampung, utamanya Lampung Barat," kata Ketua Dewan Pembina Yayasan Kebudayaan Rancage dalam keputusannnya yang diterima Lampung Post, Sabtu (1/2).

Selain Lampung, Hadiah Sastra Rancage 2014 diberikan juga diberikan kepada Abdullah Mustappa dengan karyanya Titimangsa: 68 Sajak Alit untuk karya sastra Sunda. Untuk karya sastra Jawa diraih Nono Warnono dengan kumpulan cerita cekak Kluwung. Sedangkan I Wayan Westa dengan kumpulan ceritanya, Tutur Bali memenangkan Hadiah Sastra Rancage untuk karya sastra Bali.

Selain itu, Rancage 2014 juga diberikan kepada pihak-pihak yang berjasa bagi perkembangan bahasa dan sastra daerah. Yang terpilih menerima Hadiah Sastera “Rancagé” sastra Sunda 2014 buat jasa adalah Majalah Manglé yang terbit sejak 1957. Lalu, Dhanu Priyo Prabowo untuk sastra Jawa dan I Gusti Madé Sutjaja untuk sastra Bali.

Sedangkan pemenang Hadiah Samsudi 2014untuk bacaan kanak-kanak dalam bahasa Sunda adalah Prasasti nu Ngancik na Ati karya Popon Saadah.

Ketua Yayasan Rancage Rachmat Taufiq Hidayat mengatakan, upacara penyerahan Hadiah Sastera Rancagé 2014 dan Hadiah Samsudi 2014 akan dilaksanakan atas kerjasama dengan unversitas yang sekarang masih belum ditetapkan. "Begitu juga waktunya. Kalau sudah ada kepastian, insya Allah akan segera diumumkan," ujarnya.

Hadiah Sastra Rancage tahun ini, menurut Taufiq, diberikan untuk sastra Sunda untuk yang ke-21 kalinya, untuk sastera Jawa buat ke-21 kalinya, untuk sastera Bali buat yang ke-18 kalinya dan untuk sastera Lampung buat keempat kalinya. Selain untuk sastera Lampung untuk sastera Sunda, Jawa dan Bali, Hadiah Sastera “Rancagé” diberikan setiap tahun tanpa lowong, artinya diberikan saban tahun.

"Dalam bahasa Lampung tidak setiap tahun ada buku terbit, sehingga Hadiah Sastera “Rancagé” tidak bisa diberikan setiap tahun. Tahun 2013 yang lalu terbit dua judul buku dalam bahasa Lampung, sehingga tahun ini ada Hadiah Sastera “Rancagé” untuk sastera Lampung," kata Taufiq.

Laporan: Zulkarnain Zubairi
Editor: Adian
Foto: Dokumentasi pribadi