Tuesday, June 26, 2012

Telah Lahir Badak Lampung.

IBU DAN ANAK DALAM KEADAAN SEHAT


KELAHIRAN BADAK SUMATRA. Ratu (12) seekor induk badak Sumatera (dicerorhinus sumatrensis) menemani anaknya berjenis kelamin jantan yang baru berusia beberapa hari di penangkaran semi alami Suaka Rhino Sumatera, Taman Nasional Way Kambas, Lampung, Senin (25-6). Setelah penantian selama 124 tahun akhirnya Ratu badak Sumatera bercula dua, melahirkan seekor anak pada Sabtu (23-6) dini hari pukul 00.45 WIB, Peristiwa kelahiran badak dalam penangkaran tersebut merupakan yang pertama terjadi di Indonesia. FOTO ANTARA

WAY KAMBAS (Lampost.com): Kelahiran bayi badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) jantan dari induk betinanya, Ratu, di penangkaran Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur, Sabtu (23-6) dini hari, akan segera diumumkan.


Informasi diperoleh Lampung Post Online, Senin, menyebutkan kelahiran anak badak bercula dua itu akan disampaikan oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan bersama jajaran pengelolan SRS TNWK Lampung.

Bayi badak jantan, dari induknya Ratu (13 tahun), hasil pembuahan dengan badak jantan Andalas yang didatangkan dari kebun binatang Cincinatti (Zoo), Amerika Serikat pada awal Februari 2007, lahir Sabtu sekitar pukul 00.45 WIB, secara alami setelah hamil lebih dari 14 bulan. (ANT/AST/L-1)

BADAK LAMPUNG, BERNAMA ANDATU.

LABUHANRATU (Lampost): Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan memberi bayi badak jantan yang lahir Sabtu (23-6), pukul 00.45, di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dengan nama Andatu.

"Andatu itu gabungan nama ayah badak Andalas dan ibunya Ratu. Andatu bisa juga anugerah dari Tuhan, karena ini memang anugerah yang baru terjadi dalam 124 tahun ini," kata Zulkifli Hasan, melalui telepon, Senin (25-6) malam.

Menurut Zulkifli, kelahiran Andatu akan dijadikan model pelaksanaan Rencana Pembangunan Javan Rhino Study Conservation Area (JRSCA) bagi upaya pelestarian badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Kementerian Kehutanan mengharapkan kelahiran Andatu dapat meningkatkan perhatian semua pihak dalam melestarikan satwa langka itu.

Kondisi Andatu, menurut Kepala Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Awen Supranata, melalui humas Sukatmoko, telah melewati masa kritis. Induknya juga sehat. Ratu dan Andatu dilepaskan di boma berukuran 30 x 30 meter dengan kondisi alami, yakni rumput dan tempat istirahat layaknya hutan.

Menurut Sukatmoko, meskipun kedua satwa bercula dua itu sehat, petugas belum menimbang berat badannya karena khawatir induk dan bayi stres.

Sejak lahir, Andatu langsung menyusu pada induknya. "Kami tetap mengawasinya dengan menempatkan dokter hewan dan satu penjaga atau pawang untuk membantu kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan," kata Sukatmoko. (HES/DIN/GUS/U-1)

No comments:

Post a Comment