Terbitnya buku Gamolan Pering yang ditulis oleh I Wayan Sumerta Dana Arta sangat membanggakan saya, karena dengan demikian Gamol Pering yang disebut juga 'Cetik' akan mampu memperpanjang usia dan bahkan memperlebar jangkawan, karena akan mampu mendatangi berbagai fakultas seni di seantero Indonesia. Dan ini juga sebagai teguran atas kelalaian berbagai pihak, karena justeru pendatang sebagai penyelamat jenis musik ini dari kepunahan. Jelas dengan terbitnya buku ini yang semula diawali oleh I Wayan Sumerta DA menterjemahkan bunyi yang dikeluarkan oleh gamol ini dalam bentuk solmisasi laras nada akan memudahkan para insan seni di berbagai fakultas dan Akademi Seni dan para generasi muda untuk mempelajarinya dan berlatih sendiri tampa guru.
Dahulu Kanwil depdikbud sebenarnya telah mengawali langkah langkah seperti ini dengan cara melakukan inventarisasi seni tradisional Lampung, baik musik tradisional, tari tradisional, dan sastra tradsional. Walaupun dengan dana yang terbatas sehingga Bidang Kesenian yang pada saat itu hanya mampu menginventarisir satu tulisan untuk satutahun.
Memang pada saat itu sentuhan akademis dari tulisan tulisan yang ada dirasakan sangat kurang, sehingga banyak ungkapan yang kurang memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara lancar baik kepada insan seni, dan apa lagi kepada orang awam, sekalipun para penulis telah berusaha selengkap mungkin mengutip penuturan para pelaku seni, namun keterbatasan bahasa seni sehingga masih saja kurang membantu kelancaran komunikasi. Tetapi karya yang satu ini seni cetik diinformasikan dengan bahasa yang lengkap dan cukup komunikatif.
Tetapi untuk memahamai pesan moral musik cetik itu tidak semudah berkomunikasi dengan bahasa seni, karena bahasa seni tersebut harus ditingkatkan dengan bahasa fiulsafat. Memang seni adalah bagian dari filsafat, oleh karenanya memahami seni haruis memahami filosofinya. Tentu tidak mudah mengkimunikasikan bahasa filsafat ini dalam ranah sitematikanya, oleh karenanya ada cara yang mudah untuk memahami pesan dari cetik, yaitu pahami dulu wayak wayak yang lazim dilantunkan di wilayah Lampung Barat, karena musik cetik ini merupakan instrumen dari wayak itu.
No comments:
Post a Comment