Thursday, November 15, 2012

Bandar Lampung Akan Dijejali Hotel



BANDAR LAMPUNG, TRIBUN - Diktum yang mengatakan hotel akan berkembang pesat jika sektor pariwisatanya baik, ternyata tidak selalu benar. Pasalnya, bisnis perhotelan di Kota Bandar Lampung cenderung tumbuh pesat, di tengah sektor pariwisatanya yang ngesot di tempat.

Hal itu, tampak dari pembangunan sejumlah hotel, termasuk hotel berbintang yang terus menunjukkan peningkatan di kota Tapis Berseri. Sejumlah pengusaha hotel berbintang bahkan sudah berancang- ancang menjadikan Bandar Lampung sebagai lokasi investasi mereka pada tahun 2013.

Dalam catatan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung, tiga hotel berbintang tengah diurus perizinan pembangunannya tahun ini. Ketiga hotel tersebut ialah Hotel Mercure (bintang lima) di Jalan Radin Inten, Hotel Chandra (bintang tiga) di Jalan Sultan Agung, dan Hotel Pop (bintang tiga) di Jalan MH Thamrin (Gotong Royong).

Tenaga Ahli Pemkot Bandar Lampung IB Ilham Malik mengatakan, beberapa di antara hotel tersebut bahkan sudah memulai proses pembangunan konstruksi.

"Hotel-hotel tersebut dibangun dalam skala besar. Kemungkinan, baru akan operasional pada 2014. Mungkin, ada yang baru selesai 2015," kata Ilham, Minggu (28/10) malam.

Di luar itu, Ilham mengatakan, sekitar empat pengusaha hotel lainnya saat ini tengah melakukan penjajakan untuk membangun hotel berbintang di Bandar Lampung.

"Di antaranya, Hotel Amaris dan Santika. Yang lain belum tersebut namanya, tetapi sudah mulai ada penjajakan," tutur kepala Pusat Studi Kota dan Daerah (PSKD) Universitas Bandar Lampung (UBL) tersebut.
Hotel-hotel berbintang itu, menurut Ilham, rencananya memiliki sekitar 200 kamar per hotel.

Hingga saat ini, kamar terbanyak akan dibangun Hotel Mercure, yaitu sebanyak 310 kamar. "Yang lain memang lebih rendah dari 310 kamar. Tetapi, tidak ada yang di bawah 100 kamar. Rata-rata 200 kamar," ungkap Ilham.

Dukung Perdagangan

Pembangunan hotel berbintang di Bandar Lampung bisa terus bergeliat meski sektor pariwisatanya lemah, karena iklim investasi dan bisnis di Lampung terbilang kondusif. Alhasil, hotel-hotel dibangun untuk menunjang kegiatan tersebut.

Kondusifitas iklim penanaman modal terlihat dari nilai investasi pada tiga tahun terakhir. Menurut data Badan Penanaman Modal dan PPTD Lampung, nilai investasi per tiga tahun terakhir tergolong tinggi meski fluktuatif.

Pada 2008, nilai investasi di Lampung mencapai Rp 2,716 triliun. Dari total tersebut, Rp 1,973 triliun merupakan investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN). Sementara Rp 742 miliar berasal dari penanaman modal asing (PMA).

Namun pada tahun 2009, total investasi gabungan mengalami penurunan Rp 351,3 miliar menjadi Rp 2,3 triliun. Itu karena PMA merosot tajam menjadi Rp 416,7 miliar. Nilai investasi tahun tersebut tertolong karena PMDN naik dari kisaran Rp 700 miliar menjadi Rp 1,948 triliun. Pada 2010, grafik nilai investasi kembali naik meski belum memenuhi targetnya.

Pada tahun 2010, PMA naik menjadi Rp 1,26 triliun, sedangkan PMDN berada di angka Rp 857 miliar. Terakhir, tahun 2011, investasi luar negeri juga Rp 1,26 triliun dan PMDN Rp 3 triliun.

Ilham Malik membenarkan, sebagai ibu kota Lampung, pertumbuhan bisnis perhotelan di Bandar Lampung tak lepas dari perkembangan bisnis di Lampung.

Selain itu, Bandar Lampung termasuk salah satu kota yang didukung perdagangan dan jasa. Kondisi serupa banyak terjadi di kota-kota lain di Indonesia. "Kebutuhan akan kamar dari tahun ke tahun akan semakin tinggi. Hal itu seiring meningkatnya aktivitas bisnis," ucap Ilham.

Industri di Lampung, lanjut Ilham, menunjukkan angka peningkatan. Meskipun pertambahan pabrik dan gudang tidak menunjukkan angka yang besar, pabrik dan gudang yang ada telah mengembangkan kapasitas produksi dan muatnya.

"Kalau saya tidak salah, pertumbuhan distribusi logistik melalui Pelabuhan Panjang mencapai 7-15 persen per tahun," terang Ilham.
Dengan adanya peningkatan industri, transaksi bisnis pun semakin berkembang.

Ilham menuturkan, hal tersebut menjadi keuntungan tersendiri bagi pengusaha yang berinvestasi hotel di Bandar Lampung. "Bandar Lampung menjadi daerah yang diuntungkan. Sebab, aktivitas bisnis banyak terjadi di kota ini," tutur Ilham.

Mayoritas Agrobisnis

Mayoritas industri di Lampung bergerak dalam bidang agrobisnis. Lokasi pabrik pun menyebar di beberapa kabupaten, yang jauh dari Bandar Lampung. Meskipun demikian, banyak perusahaan yang tidak memiliki kantor perwakilan di Bandar Lampung.

Kondisi tersebut, kata Ilham, membuat tamu bisnis perusahaan enggan untuk mendatangi langsung lokasi pabrik. Hotel di Bandar Lampung akhirnya menjadi pilihan sebagai tempat pelaksanaan transaksi bisnis. "Walaupun pabrik-pabrik yang berlokasi di daerah memiliki kantor perwakilan di Bandar Lampung, aktivitas bisnis tetap berhubungan dengan hotel. Hotel bisa menjadi tempat menginap, rapat, ataupun negosiasi," papar Ilham.

Dengan kondisi tersebut, pelaku bisnis perhotelan tentunya harus menyiapkan sarana dan prasarana yang representatif. Ilham menerangkan, hal itu dapat dilakukan dengan menggabungkan konsep hotel sebagai tempat menginap sekaligus bisa sebagai lokasi aktivitas bisnis.

"Di manapun, aktivitas bisnis akan berlangsung di kota. Kota tetap akan menjadi sumbu pergerakan bisnis. Lokasi pabrik bisa saja di daerah tetapi transaksi, negosiasi, rapat koordinasi, dan sebagainya tetap aka berlangsung di kota," urai Ilham.

Pebisnis

Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Lampung Friandi Indrawan mengakui, 70 persen pendatang yang menginap di hotel merupakan pelaku bisnis. "Kalau dilihat dari tingkat okupasi, jumlah kamar yang tersedia memang telah sebanding dengan jumlah kunjungan. Tetapi dalam lima tahun ke depan, berdasarkan tren yang ada sekarang, pertumbungan pengunjung akan berkisar 12 persen per tahun," ungkap Friandi.

Peningkatan tersebut bisa terjadi apabila pemerintah bisa melakukan penataan infrastruktur transportasi yang memadai bagi pengunjung. Friandi mengungkapkan, transportasi yang nyaman turut berperan dalam meningkatkan tingkat kunjungan ke Lampung.

"Kalau itu tidak dilakukan, kami memperkirakan pertumbuhan tidak lebih dari lima persen per tahun. Peningkatan ini khususnya untuk wisatawan yang juga menggunakan hotel," ucapnya.

Menurut Friandi, jumlah hotel berbintang di Bandar Lampung yang terdaftar sebagai anggota PHRI ada sembilan unit dengan total kamar 1.252 unit.(rid/rez)

No comments:

Post a Comment