Saturday, August 28, 2010

KERANGKA MANUSIA USIA 200 TAHUN

KEPURBAKALAAN: Ditemukan Kerangka Manusia Usia 2.000 Tahun

GIANYAR (Lampost/Ant): Kerangka manusia purba dalam peti jenazah yang terbuat dari batu—yang disebut sarkofagus—ditemukan di Subak Saba, Desa Keramas, Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali, Sabtu (28-8).

Dua peti jenazah manusia dari zaman prasejarah yang masih utuh itu diperkirakan berusia 2.000 tahun. "Hari ini kami temukan dua peti batu, tapi baru satu yang berhasil dibuka dan ternyata masih berisi kerangka manusia purba," kata peneliti pada Balai Arkeologi Denpasar Ayu Kusumawati di lokasi penemuan kemarin (28-8).

Ayu menyebutkan dua buah peti batu yang di bagian ujungnya dilengkapi aksesori mirip kepala kura-kura itu pertama kali ditemukan oleh penggali tanah di lokasi pembuatan batu bata. Dari temuan itu, tim Balai Arkeologi Denpasar kemudian melakukan pendalaman. Ternyata, kedua peti merupakan benda peninggalan purbakala yang disebut sarkofagus.

Ayu mengatakan salah satu dari dua barang temuan itu sudah berhasil dibuka bagian penutupnya oleh petugas dan ternyata masih berisi kerangka manusia dalam susunan tulang-belulang yang lengkap. "Sementara yang satunya lagi masih dalam keadaan utuh sehingga kami belum tahu isinya," ujarnya.

Ia menambahkan selain kerangka manusia, dalam peti jenazah manusia purba itu juga ditemukan sebuah kendi tua. "Kendi dengan panjang 15 cm itu berada persis di samping tengkorak kerangka manusia yang terkujur dalam peti," kata Ayu menjelaskan.

Ia mengatakan berdasarkan hasil pengukuran di lapangan, dua sarkofagus yang ditemukan memiliki ukuran yang berbeda. "Sarkofgus yang utuh merupakan peti mati tipe kecil dengan ukuran panjang 150 cm dan lebar 50 cm, sedangkan sarkofagus yang sudah dibuka memiliki ukuran panjang 100 cm dan lebar 12 cm," ujar dia.

Mengenai umur sarkofagus itu, Ayu Kusumawati memperkirakan kedua kerangka sudah ada sejak 2.000 tahun yang lalu atau sejak zaman prasejarah. "Pada zaman itu manusia telah mengenal masa perundagian serta alat logam. Hal ini dibuktikan dengan adanya tonjolan wajah manusia atau kedok yang mirip kura-kura pada bagian ujung sarkofagus yang kini ditemukan," kata dia.

Selain telah mengenal logam, kata Kusumawati, pada zaman itu juga sudah dikenal istilah gotong royong dan rasa persatuan dan kesatuan. "Tujuan dibuatkan kedok di bagian ujung peti kubur itu dimaksudkan untuk memberikan jalan bagi sang arwah menuju dunia lain," ujar dia.

Ia menjelaskan biasanya pemakaman dengan sarkofagus itu untuk orang yang berpengaruh pada zaman itu. "Hanya kaum bangsawan dan orang yang berpengaruh yang menggunakan peti kubur semacam itu," ujarnya.

Saat ini, kata Kusumawati, pihaknya bersama petugas lain masih melakukan peneitian lebih lanjut soal penemuan dua sarkofagus itu. "Kami masih harus di lokasi untuk melakukan penelitian lanjutan sebelum kedua sarkofagus itu dievakuasi ke Balai Pelestarian Benda Purbakala," kata dia.

Sumber : Lampost Edisi 29 Agustus 2010

No comments:

Post a Comment