Thursday, August 26, 2010

PENGARUH FATAHILLAH HINGGA LEMPASING

JEJAK ISLAM DI LAMPUNG (10)

Agama Islam masuk ke Lampung sekitar abad ke-15 melalui tiga pintu utama, salah satunya yaitu dari arah selatan atau Banten oleh Fatahillah atau Sunan Gunung Jati, melalui Labuhanmaringgai di Keratuan Pugung pada 1525.(Lampung Post, 11 Agustus 2010)

Pintu masuk Islam dari jalur ini diyakini merupakan yang paling berpengaruh. Hal tersebut ditandai dengan keberadaan situs-situs sejarah seperti makam keramat Tubagus Machdum di Kuala, Telukbetung Selatan, dan makam Tubagus Yahya di Lempasing, Kahuripan. Diduga, kedua musafir yang membawa ajaran Islam ke Lampung ini masih keturunan Sultan Hasanudin, Banten.

Keberadaan situs-situs ini tidak jarang dijadikan warga sebagai tempat ziarah, seperti menjelang Ramadan dan Idulfitri. Mereka menilai makam keramat tersebut mempunyai arti tersendiri karena memilki nilai sejarah dalam penyebaran Islam.

Penjaga makam keramat Tubagus Machdum, M. Nadir, mengatakan kuburan yang dijaganya itu sering dikunjungi peziarah dari dalam dan luar Lampung, seperti Pulau Jawa.

Banyaknya peziarah yang datang dari Jawa menguatkan sosok Tubagus Machdum berasal dari tanah Jawa yang menyiarkan Islam di Sai Bumi Ruwa Jurai.

Ulama itu pertama kali menginjakkan kaki di Lampung pada awal 1700. Sebagai seorang perantau, dalam menyiarkan Islam, Tubagus Machdum hidupnya sering berpindah-pindah ke berbagai daerah di Lampung.

Dalam syiar keagamaan yang dibawanya, kata Nadir, Tubagus Machdum menekankan pada Alquran, salah satunya yaitu surat Yasin. Hal tersebut diketahui karena Tubagus Machdum selalu mengamalkan Yasin dalam menyiarkan Islam.

Tubagus Machdum meninggal dunia pada akhir 1700. Menurut Nadir, tokoh Islam itu meninggal karena dibunuh penjahat di bilangan pesisir.

Setelah wafat, jasad Tubagus Machdum dimakamkan tidak jauh dari lokasi saat dia terbunuh, yakni di daerah Kuala, Telukbetung Selatan. Sebuah tempat yang letaknya tidak jauh dari pinggiran laut di bilangan Jalan Yos Sudarso, Panjang.

Makam keramat itu menyerupai rumah yang di dalamnya terdapat tiga kuburan. Menurut Nadir, makam-makam tersebut di antaranya tempat peristirahatan terakhir Tubagus Machdum (diselimuti kelambu), lalu Hasanudin (juru kunci makam Tubagus Machdum), dan satu lainnya konon bukan makam manusia, melainkan kuburan benda-benda peninggalan Tubagus Machdum. (IYAR JARKASIH/U-3)

Sumber : Lampost edisi22 Agustus 2010

No comments:

Post a Comment