gambar ilustrasi
Utama Lampost 10 September 2011
SIMPANGPEMATANG (Lampost): Sebanyak 395 kios penampungan Pasar Simpangpematang, Kecamatan Simpangpematang, Mesuji, ludes dilalap api, kemarin siang.
Api diketahui sekitar pukul 14.45. Karena semua bangunan terbuat dari kayu dan tak ada mobil pemadam kebakaran, tak sampai satu jam seluruh bangunan pasar terbesar di Mesuji itu rata dengan tanah.
Menurut sejumlah pedagang, api berasal dari toko sepatu milik Fani yang berdekatan dengan balai kampung setempat. Wayan yang tokonya bersebelahan dengan Fani mengatakan sebelum terjadi kebakaran, ia melihat Fani dan istrinya masuk toko. "Karena toko itu baru buka, mungkin beres-beres," ujarnya.
Setelah toko itu ditutup, Fani dan istrinya pergi naik sepeda motor. "Tidak lama dari situ, kami melihat api dari dalam toko itu. Lalu kami dengan beberapa rekan mencoba mendobrak toko itu. Setelah berhasil didobrak api sudah sangat besar sehingga tidak bisa dipadamkan," kata dia.
Para pedagang pun panik. Mereka berupaya menyelamatkan barang dagangan. Sementara itu, api semakin besar karena angin bertiup kencang sedangkan semua bangunan terbuat dari kayu.
Sebagian barang dagangan yang bisa diselamatkan dibawa pulang ke rumah masing-masing, sebagian lagi dititipkan ke rumah-rumah penduduk di sekitar lapangan bola tempat pembangunan kios sementara.
Terlambat Pindah
Ketua Himpunan Pedagang Pasar Simpangpematang Bagindo Erwin mengatakan musibah seperti itu kemungkinan tidak akan terjadi jika pengembang menyelesaikan bangunan tepat waktu.
"Kalau perjanjian dengan pengembang pasar dan Pemkab Mesuji, semestinya sebulan sebelum puasa kami harus sudah pindah ke bangunan baru. Jika para pedagang sudah pindah, tidak begini kejadiannya. Kami berharap Pemkab mendesak PT Citra Kurnia Waway untuk segera menyelesaikan pembangunan," ujarnya.
Kapolsek Simpangpematang AKP Nelson F. Manik mengatakan penyebab kebakaran masih diselidiki. "Kami masih mengumpulkan informasi, ada yang menyebutkan sumber api berasal dari salah satu toko sepatu milik Fani, nanti kami telusuri,” kata dia.
Saat ini polisi masih mencari keberadaan Fani. Sedangkan istrinya sudah diamankan di Polsek tapi belum bisa dimintai keterangan karena masih shock.
Nelson menambahkan di pasar penampungan tersebut tidak ada satu pun alat pemadam kebakaran yang disediakan. "Padahal dari awal penampungan ini dibangun seharusnya ada antisipasi jika terjadi kebakaran," kata dia.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mesuji Huminsa Lubis mengatakan pihaknya sudah meminta bantuan perusahaan-perusahaan di sekitar lokasi untuk mengirimkan mobil pemadam saat kebakaran terjadi.
"Tapi kejadiannya terlalu cepat, jadi alat pemadam datang tidak sempat lagi digunakan," ujarnya. Sedangkan Pemkab Mesuji belum memiliki mobil pemadam kebakaran.
Pj. Bupati Mesuji Albar Hasan Tanjung kemarin juga datang ke lokasi kebakaran. Begitu juga Camat Simpangpematang Indra Kusuma Wijaya. Albar Hasan berharap pedagang tidak putus asa. "Kembalilah berjualan, jangan tinggal diam. Untuk sementara, Pemkab Mesuji akan membantu membersihkan puing-puing sisa-sisa kebakaran lebih dulu," ujarnya.
Kepala Kampung Simpangpematang Parimin mengatakan pihaknya akan membicarakan lebih dulu dengan Uspika dan Pemkab tentang para pedagang yang kiosnya ludes itu bisa berjualan lagi.
Debri Saputra, warga Kampung Simpangpematang, yang rumahnya tepat di depan pasar, mengatakan api terlihat dari dalam pasar. Ia dan warga hanya menggunakan peralatan seadanya untuk memadamkan api.
"Kami cuma pakai ember, mana ambil airnya cukup jauh, jadi memang enggak ada gunanya," kata dia. Ketinggian api, kata dia, saat puncak kebakaran mencapai puluhan meter. "Saya baru sekali ini melihat kebakaran seperti ini," ujarnya. (UNA/UAN/R-2)
No comments:
Post a Comment