Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam Sejahtera bagi kita semua,
Om swastiastu,
Yth. Sri Sultan Hamengkubuwono X,
Yang saya hormati, Bupati lampung Barat,
Para Sesepuh, Pembina dan Ketua IKPM Lampung Barat,
Hadirin serta seluruh Keluarga Besar Pelajar Mahasiswa Lampung Barat di Yogyakarta yang Berbagagia.
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadrat Tuhan Yang Maha Esa, atas limppahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada hari ini kita masih diberi kesempatan untuk hadir dan berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat wal’afiat.
Globalisasi memiliki dampak positif dan negatip. Dampak positif globalisasi berupa percepatan pembangunan di segala bidang karena iklim investasi yang terbuka lebar. Globalisasi juga melahirkan dialog peradaban Timur-Barat. Globalisasi pula yang membuat informasi menjadi sangat terbuka. Keterbukaan informasi membuat banyak pihak ( Pemerintah maupun swasta ) menerapkan prinsip pelayanan, akuntabel dan bersifat melayani.
Disisi lain, globalisasi memiliki dampak negative. Percepatan pembangunan berdampak pada kesenjangan ekonomi yang makin lebar. Kesenjangan ekonomi potensial mendorong lahirnya kejahatan. Keterbukaan informasi berdampak pada ketakberaturan penyampaian dan penyerapan informasi, sehingga seringkali informasi yang salah menimbulkan konflik social. Juga informasi yang seharusnya untuk kalangan usia tertentu dikonsumsi oleh usia tak sesuai, sehingga menimbulkan penyimpangan dan kejahatan. Dialog peradaban memunculkan resistensi pemaksaan kehendak, baik yang dilakukan kelompok mayoritas maupun oleh kelompok minoritas. Salah satu bentuk dialog peradaban berupa pertukaran budaya, maka masyarakat memiliki kekuatan capital dan dikukung oleh sarana yang memadai akan lebih unggul dibanding masyarakat yang tak memiliki capital dan lemah sarana informasi.
Dalam konteks itulah, maka saya sangat mengapresiasi kegiatan adik adik mahasiswa Lampung Barat yang menggelar acara budaya berupa sendratari Sekala Brak. Kegiatan ini menjadi Istimewa karena beberapa hal :
1. Mahasiswa sebagai generasi muda menunjukkan dirinya sebagai generasi yang peduli pada budayanya. Hal ini saat ini, agak langka. Karena banyak generasi muda yang tidak peduli pada budaya bangsanya, dan lebih suka meniru budaya lain tanpa ilmu yang cukup.
2. Pemilihan sendratari Sekala Brak merupakan pilihan cerdas, karena dalam sendratari ini tidak hanya bermuatan karya seni, namun juga sejarah. Sejarah asal muasal masyarakat Lampung, sejarah sejak kedatangan islam di Lampung, dan sejarah system kerajaan adat yang ada di Lampung Barat, yang masih tetap eksis hingga saat ini, bahkan semakin menunjukkan kebesarannya kembali.
3. Sendratari ini menjadi istimewa, karena selain mengandung nilai patriotisme pemuda, dan nilai nilai kebudayaan sekala brak, juga karena pentas ini dilakukan di Jogjakarta, daerah Istimewa.
Dari pementasan sendratari sekala brak ini, saya berharap adik adik mahasiswa, dibawah bimbingan dan pendampingan senior sebiornya yang ada di Jogja dan Lampung, agar dapat terus – menerus menggali nilai dan filosofi yang terkandung, terpelihara dan berlaku di masyarakat adat sekala brak. Pemahaman akan nilai dan filosofi sekala brak itu sanga tpenting dilakukan saat ini, agar kita semua memahami adat serta budaya yang berlaku. Pemahaman terhadap nilai dan filosofi itu membuat kita dapat dengan jernih memahami masyarakt sekal brak dan secara lebih luas Lampung Barat dan Lampug. Karena sesungguhnya, kita harus menginsyafi bahwa pemaknaan akan adat dan budaya Lampung tanpa didasari pemahaman akan nilai terkandung didalamnya, tidak akan melahirkan dialog budaya. Padahal dialog budaya sangat penting dilakukan saat ini untuk memperteguh jati diri kita sebagai bangsa Indonesia, sekaligus untuk mefilter budaya asing yang masuk ke Indonesia.
Sebagai Sultan Kepaksian Pernong Paksi Pak Sekala Brak, saya berharap adik adik mahasiswa terus bergiat melakukan kajian akan sejarah, filosofi, nilan dan budaya Lampung Barat. Kenalilah budayamu, maka engkau akan mengenal siapa dirimu. Mari bersama sama kita membangun kebudayaan Lampung, demi memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hanya bangsa yang memiliki jati diri yang bersumber dari budayanya sendiri yang akan menjadi bangsa besar dan bermartabat.
No comments:
Post a Comment