Friday, October 11, 2013
Rapat Pertama MPAL
Sebagai wajah baru sejatinya saya ingin lebuh banyak menyimak dalam rapat pertama yang dislenggarakan oleh Pengurus MPAL Lampung Rabu 9 Oktober 2013 di sekretariat MPAL Gg Nangka Jl. Zainal Abidin Pagaralam, rapat itu sebenarnya rapat terbatas, tetapi semua bagian ternyata terwakili. Ada beberaopa catatan saya yang barangkali akan bermanfaat Pertama tentang keinginan untuk mengeluarkan buku petunjuk tentang tata adat Lampung, gagasan ini sejatinya tak ada salahnya, jika memang MPAL memiliki tenaga untuk menyusunnya. Namun walaupun demikian perlu kita ingatkan bahwa masyarakat Lampung ini bukan saja terdiri dari Pepadun dan Saibatin, tetapi baik Pepadun maupun Saibatin memiliki sub sub yaitu marga dan kebuaiyan atau sebutan lainnya. yang satu dengan yang lain tak tertutup banyaknya perbedaan.
Niat baik MPAL yang akan diwujudkan dalam bentuk penulisan atau inventarisasi ini memang mulia, tetapi dalam waktu bersamaan justeru akan menjadi bumerang yang merendahkan MPAL manakala penulis tidak mencapai optimal dalam kelengkapannya, karena justeru akan muncul pihak pihak yang mempertanyakan apakah MPAL berniat untuk menghapus atau menambah dan bahkan akan merubah tradisi masyarakat. Atau penulisan itu harus bertahap, tahap pertama adalah inventarisasi yang dimintakan kepada masing kebuaian atau marga yang ada menuliskan sendiri sendiri aturan adat yang lazim mereka lakukan, apalagi pada umumnya kita hanya memahami adat dan tradisi kita masing masing, itu bukan jaminan akan pengetahuan kita terhadap kelompok yang relatif majemuk ini.
Kedua adalah rencana dewan perwatin untuk menyelenggarakan pertemuan sendiri, pertemuan itu diutamakan adalah untuk menanyakan keberadaan para anggota perwatin tenatnag dari unsur asalnya masing masing, hal ini perlu dilakukan dalam rangka menginventarisir keterwakilan para perwatin ini atas marga dan kebuaian yang ada. Kita berharap agar Dewan Perwatin ini benar benar reoresentatif mewakili marga dan kebuaian yang ada. Jangan sampai ada marga yang tak terwakili di Dewan Perwatin. Kita berharap agar manakala diketemukan adanya Marga dan Kebuayian yang belum terwakili, maka segera dilaksanakan langkah langkah untuk melengkapinya.
Ketiga usaha mempertahankan bahasa dan aksara Lampung maka diminta agar Gubernur mengeluarkan Pergub atau bila mungkin Perda untuk menjadikan bahasa Lampung sebagaim mata pelajaran yang berdiri sendiri, karena dalam Kurikulum tahun 2013 ini mata pelajaran yang biasa diberikan bagi SD dan SMP ini harus digabung dengan beberapa mata pelajaran yang sehingga pelajaran ini kurang mendapatkan forsi penyampaiannya.
Keputusan rapat sementara meinta kepada MGMP bahasa Lampung untuk menyurati Bapak Gubernur melalui Badan Linmas, tembusan disampaikan kepada Kepala Dinas pendidikan, dengan harapan nanti akan ada komunikasi Dinas dan badan terkait untuk membicarakannya. Tetapi tentu saja merujuk kepada Kurikulum 2013 adalah suatu keniscayaan, karena memang Pemerintah telah memutuskannya. Penggabungan penggabungan beberapa mata pelajaran untuk disekelompokkan adalah agar mission dari pelajaran Bahasa Lampung juga harus diusung oleh mata pelajaran lain sekelompok, tinggal lagaimana rumusan mission itu jangan sampai hanya dipahami oleh guru Bahasa Lampung sendiri.
Keempat laporan tentang adanya Bidang yang menyampaikan bahwa yang bersangkutan telah dua periode dipercayai sebagai Koordinator suatu Bidang, tetapi selama itu pula bidang yang dikoordinatorinya tidak memiliki kegiatan apa apa, dan bahkan diundang rapat hanya satu kali. Yang bersangkutan mempertanyakan apa essensi bidang ini dimasukkan ke dalam struktur. kalau memang tidak akan difungsikan seperti periode lalu maka sebaiknya bidang ini dihapuskan saja, dan kami dipindahkan ke bidang yang menurut rencana akan difungsikan.
Kelima ada saran untuk dalam rangka memantapkan eksistensi MPAL adalah meningkatkan terus ffungsi MPAL bagi kesejahteraan pendukung adat dan budaya Lampung. Adat istiadat memang harus kita lestarikan terutama yang memiliki nilai nilai luhur, tetapi budaya juga harus kita kembangkan. Budaya yang kita kembangkan adalah budaya yang mendukung kesejahteraan masyarakat.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment