KRUI (Lampost): Sehari setelah upaya Pemkab Lampung Barat memediasi konflik antara petani dan manajemen PT Karya Canggih Mandiri Utama (KCMU), Bengkunat, Lampung Barat, tidak membuahkan hasil, kondisi di perkebunan kelapa sawit itu kembali memanas. (KCMU-Petani Gagal Bersepakat, Lampung Post, Kamis [5-1])
Kemarin, Agus Tedi (35), petani warga Pagarbukit, Bengkunat, menjadi korban pembacokan sekelompok orang yang diduga anggota pengamanan swakarsa. Ismoyo, perwakilan petani, mengatakan korban Agus Tedi luka di tangan kiri dan mendapat 31 jahitan. Kemudian lima jahitan akibat tusukan di punggung dan dadanya dipukul dengan batu.
Kejadian bermula ketika pagi itu sekitar delapan petani di areal perkebunan sawit di Pemangku Sangsadu, Pekon Sukamaju, memanen sawit. Namun, sampai perkebunan sawit, belasan orang melarang petani memanen sawit. Cekcok pun tak terhindarkan.
Petani menghubungi warga lainnya. Mendengar itu, belasan warga, termasuk Agus Tedi, mendatangi lokasi. Kedatangan mereka diserbu, dan Agus Tedi menjadi sasaran pembacokan. "Kalau tidak diselamatkan, Agus terus dibacok. Agus dibawa ke Puskesmas Banjaragung," kata Ismoyo.
Petani yang berlarian terus dikejar dan dilempari batu. Bahkan, beberapa warga yang bergotong royong membuat rumah tidak jauh dari lokasi juga dilempari. "Kapolres, Dandim, dan perwakilan Pemkab Lambar datang ke lokasi mendatangi warga untuk meredam situasi dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," kata Kasubbag Humas Polres Lambar AKP Zulkarnain.
Menurut catatan Lampung Post, PT KCMU merupakan grup PT Barat Selatan Makmur Investindo (BSMI), Mesuji. Pada 10 November 2010, juga terjadi kerusuhan antara aparat keamanan BSMI dan warga yang merenggut satu korban tewas dan enam warga luka tembak.
Hingga kemarin, dua warga Desa Sritanjung korban konflik BSMI, yakni Muslim (18 tahun) dan Robin (18), masih dirawat di Bandar Lampung. (*/U-1)
No comments:
Post a Comment