Thursday, June 23, 2011

BNPB: Gali Kearifan Lokal Untuk Peringatkan Bencana

Padang (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif mengingatan masyarakat di daerah rawan bencana alam agar menggali kearifan lokal untuk dapat dijadikan sebagai peringatan dini saat ancaman bencana gelombang tsunami.

"Penggalian kembali kearifan lokal sangat penting dalam upaya penyelamatan terhadap banyak masyarakat dari hantaman gelombang tsunami. Kebijaksanaan lokal yang dipahami dan diterapkan sejumlah daerah sudah terbukti dalam mengurangi korban jiwa," kata Syamsul Maarif, di Padang, Kamis.

Melihat dari pengalaman, kata Syamsul, di Kabupaten Simeulue, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang memahami dan mempunyai kearifan lokal (Smong), hanya dengan satu kata itu saja masyarakatnya sudah berlarikan menuju daerah aman.

Jadi, sekitar 400 ribu penduduk di kepulauan itu hanya sedikit yang meninggal akibat bencana gelombang tsunami yang terjadi pada 2004 lalu.

Selain itu, kearifan lokal ini dipahami dan diterapkan juga masyarakat Gorontalo, Smolati sama juga. Demikian juga, di Jawa Tengan punya kearifan lokalnya dengan satu kata (Wangon, red).

Jadi, ketika masyarakatnya sudah mendengarkan kata Wangon (warga yang daerahnya berada kawasan pantai sudah berlari ke perkampungan Wangon, red).

Menurut Syamsul, setiap daerah jelas punya kearifan lokal masing-masing, tentu lebih mengatahui masyarakat di daerahnya mana yang tepat satu kata untuk dijadikan peringatan dini dalam penyelamatan warga dari gelombang tsunami.

Justru itu, diingatkan daerah-daerah rawan ancaman bencana untuk menggalinya kembali dan bagi yang belum ada bisa saja dibuat.

Namun, yang terpenting apapun satu kata yang ditetapkan bukan persoalan, asalkan mudah dipahami masyarakat, artinya satu kata tetapi semua masyarakat bisa paham bahwa adalah peringatan untuk lari.

Kepala BNPB meminta kepada berbagai pihak pemanglu kepentingan, agar dalam menginformasikan tentang bencana alam kepada masyarakat di nagari-nagari harus punya seni.

Tujuannya, agar penjelasan yang diberikan pada masyarakat bisa dipahami dan jangan pula berbicara tentang hitungan-hitungan kegempaan yang tak bisa dipahami masyarakat.

"Saya juga menyampaikan kepada generasi muda jangan sampai menunggu bencana dulu baru kita siap. Makanya kesiapsiagan harus terus dikembangkan," katanya.

Menurut dia, bencana akan timbul apabila lemah dalam menghadapinya, sebenarnya bisa dilakukan antisipasi, setidaknya memperkecil jatuhnya korban jiwa.

Makanya, tambah Syamsul, semua pihak dan pemangku kepentingan di daerah harus bersama-sama untuk membangun kesadaran bersama akan ancaman bencana alam.

Kepala BNPB menyampaikan ini dalam Lokakarya dan Gladi Pos Komando menghadapi Ancaman Bencana Gempa Bumi dan Tsunami di Sumbar, pada 22-24 Juni 2011 di Pangeran Beach Hotel Padang.

Lokakarya itu dihadiri oleh berbagai elemen dari pusat dan sejumlah provinsi, serta pemangku kepentingan di wilayah Sumbar.

(KR-SA)

No comments:

Post a Comment