Wednesday, August 9, 2017

LGBT DI UNILA .... ?



Terusik kegembiraan kita dengan diresmikannya Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden  Intan Lampung menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung karena berita sebelumnya yang tersebar adalah munculnya berita tentang berkembangnya komunitas LGBT di kalangan mahasiswa Universitas Lampung, sebagai Universitas Kebanggaan Daerah Lampung. Karena jelas jelas kehadiran mereka adalah karena penyakit dan akan mendatangkan penyakit yang akan sangat merugikan daerah bahkan Bangsa  dan itu semua sangat terkutuk dalam pandangan agama. Karena bila di lingkungan mahasiswa  Unila bisa berkembang, maka tidak tertutup akan berkembang  pada mahasiswa lainya di Universitas dan PT lainnya di Lampung. Ditinjau dari segi kebudayaan maka akan menghancurkan budaya kita.

Berdasarkan apa yang disampaikan oleh ahli psikologie dan psikiater bahwa LGBT itu adalah merupakan gangguan mental, yang bisa disebabkan beberapa hal, karena meruapakan gangguan mental psikologi maka sejatinya LGBT itu adalah penyakit bukan fitrah dari Tuhan. Dan yang paling penting mental seperti itu adalah bisa disembuhkan, manakala memiliki usaha usaha untuk mencapai kesembuhan, maka para ahli mengatakan mereka masih memiliki harapan untuk sembuh. Dan jumlah mereka yang telah disembuhkan sudah sangat banyak. Merekas hanya mengalami nasib sial saja terprosok di jalan yang salah, maka tugas kita bersama mereka untuk menyembuhkan mereka.

Karena ini merupakan pemyakit jiwa maka biasanya yang bersangkutan sama sekali tidak merasa sakit, justeru apa yang dilakukan itu adalah waras dan sehat, justeru yang tak sependapat akan mereka katakan sebagai seseorang yang sakit. Yang lebih berbahaya lagi ada pihak yang mengatakan LGBT itu merupakan takdir, mereka telah dikodratkan seperti itu, sehingga mengahalangi halangi mereka untuk bersikap seperti itu akan sama halnya dengan menentang kodrat. Pendapat seperti itu jelas keliru besar, pendapat yang sesat dan sekaligus juga menyesatkan.

Karena mereka sedang sakit dan tak menyadari akan sakitnya, dan bukan merupakan takdir atau kodrat dari Allah. Maka LGBT tentunya bukan hak azazi manusia.  Dan adalah tugas kita yang sehat menyelematkan atau menyembuhkan mereka yang sedang mengalami sakit. Kita hilangkan penyakitnya dan kita luruyskan jalannya agar tak lagi mengalami sakit yang sama. Apalagi hal ini akan mengakibatkan kerusakan kerusakan nilai dan budaya luhur bangsa. Menyembuhkan mereka adalah keniscayaan, bukan intoleran, bukan pelanggaran HAM, tetapi sekali lagi kewajiban.

Ternyata keliru mengkelompokkan kelompok LGBT sebagai pilihan, tak ada pilihan untuk sakit, dan bukan pula Hak Azazi karena sakit mereka bisa menular ke orang lain. Adalah sesat menurut agama bilaikut ikut melestarikan dan mengembangkan penyakit terkutuk ini karena benar benar akan membahayakan ummat. Tak ada pilihan lain, Brantas Penyakitnya, Selamatkan Orangnya.

No comments:

Post a Comment