Juga dari catatan Hasan Muarif Ambari Arkeolog Senior Indonesia, bahwa sebagai Kesultanan Islam Banten sebagaimana sebuah Kesultanan lainnya yang sama sama memiliki visi dan missi dengan dasar keislaman maka Kesultanan Islam Banten juga pernah mencapai puncak tamaddun pada abad XVI - XVII Kesultanan Islam Banten melah berhasil membangun persahabatan dan memperkenalkan Islam kepada masyarakat Lampung dan bahkan banyak berhasil mengislamkan masyarakat Lampung di berbagai daerah. Dan bahkan mendorong Lampung membangun semangat keislaman dengan mengembangkan falsafah Piil Pesenggiri, seperti kita ketahui bahwa falsafah itu semula hanya bernama Piil dan setelah mereka mengenal Islam ditambahkan dengan kata Pesenggiri yang artinya perlombaan atau persaingan.
Memasuki Abad Ke XIX nampaknya bangsa penjajah sudah menemukan kelemahan Kesultana Islam Banten, dan dalam waktu yang bersamaan Benten dipimpin oleh Sultan Sultan yang lemah, dan dalam waktu yang bersamaan pula, pihak pihak yang menginginkan kejatuhan Benten atau setidaknya ingin mengembil keuntungan dari kelemahan Kesultanan Islam Banten mendorong terjadinya banyak kejahatan, huru hara dan dilengkapi pula oleh bencana alam sertra tersebarnya penyakit dan Kesultanan nampak mulai tak berdaya menghadapi permasalahan internal Kesultana, bencanma alam dan gerakan gerakan yang dilancarkan oleg bangsa penjajah. Pada saat itulah Kesultanan Islam Banten oleh sedikit penulis memberikan kesan seolah olah Kesultanan Islam Banten adalah sebagai Bangsa penjajah.
Barangkali memang ada pihak pihak yang menginginkan bahwa sesungguhnya Kerjaan dan Kesultanan Islam di Nusantara (Indonesia) pada saat itu tidak lebih dari keserakahan dan hawa nafgsu yang ingin menguasai sepenuhnya wilayah wilayah untuk memenuhi hawafasunya, itu, seperti yang sudah pernah ada tulisan yang mengesankan bahwa Indonesia ini semula hanyalah wilayah penjahat yang selalu membuat keonaran dan perampokan belaka. Mereka memang menginginkan sejarah buruk bagi
Halwani Michrob dan Mudjahid Alhudhori, yang dikutip Hasan Muarif Ambari mencatat beberapa nama ualama yang banyak menulis kitab umapama Sech Yusuf Gelar Tuanta Talamaka, Yang menandai bahwa penyebaran Islam sudah mulai digeluti dan dilaksanakan oleh pribumi yang ditandai dengan munculnya nama nama Syamsuddin as-Sumatrani, Hamzah Fansyuri, Sech Abdur Rauf Singkel, Nuruddin al-Raniri, Datori Bandung dan banyak lagi lainnya.Sech Yusuf yang berasal dari Makasar itu dijadikan Mufti Agung dan sekaligus menjadi menantu Sultan Ageng Tirtayasa.
Para ulama itu mendidik prajurut prajurit Baneten bukan hanya mahir berperang dan beruklah kanuragan, tetapi mereka juga memahami agama Islam dan memiliki kemahiran berdakwah. Sebagaimana tercatat dalam sejarah bahwa pada sat itu para dai yang mengajarkan agama Islam di Lampung terdiri dari mereka mereka yang memiliki kemampuan ulah kanuragan yang juga memiliki keterampilan sebagai tabib dan istimewanya lagi para dai juga terdiri dari mereka yang berhasil dalam berniaga. Dengan demikian adalah sepantasnya bila pada saat itu Kesultanan Islam Banten mampu mencapai tamaddun puncak kejayaan Kesultanana Islam Banten.
Adalah merupakan sejarah yang namapaknya selalu saja ada persamaannya, bahwa setinggi prestasi sebuah kerjaan selalu saja dalam waktu yang bersamaan muncul pihak pihak yang tidaj menginginkan kejayaan itu berlangsung lama. Modus operandi sejak zaman Ken Arok setidaknya untuk merebut keuntungan dalam rangka menggulingkan kekuasaan Tunggul Ametung adalah dengan mendorong terjadinya ketidakamanan di daerah itu, banyak perampokan dan lain sebagainya dan nantinya akan semakin lengkap manakala terjadi bencana alam dan menyebarnya wabah, yang kadang kadang itu bukan wabah tetapi banyaknya terjadi tindak kejahatan dalam bentuk racun, keterampilan meracun orang pada masa dahulu adalah keterampilan yang banyak didalami oleh orang orang tertentu, dengan tujuan tertentuy pula.
Mencatat sejarah kelam itulah kesempatan bagi penulis tertentu untuk memberikan kesan buruk bagi Kesultana Islam dalam rangka memberikan imej buruk bagi perkembangan Islam di Nusantara. Dimana imej buruk itu nantinya akan bermanfaat besar untuk mengkampanyekan sesuatu dalam upaya menyesatkan akidah ummat, di mana kita semua mengetahui bahwa Indonesia adalah Islam terbesar di dunia.
No comments:
Post a Comment