Belajar kepada kejatuhan Kerajaan yang sempat muncul di Indonesia semisal Kesultanan Banten. Kesultanan Banten yang sempat mencapai puncak tamaddun dalam membangun akhirnya tak berdaya setelah berteman dengan para pengusaha hitam yang sekaligus penjajah. Maka Presiden Jokowi kita harapkan mampu setidaknya membuktikan sedikit saja dari janjijanji yang setinggi langit dengan harapan tidak mendekatkan diri kepada para pengusaha hitam, baik dalam dan apalagi luar negeri, karena akan membuat bangsa dan rakyat ini menderita berkepanjangan manakala pimpinanya akrab dan apalagi tunduk kepada pengusaha am itu. Sekali lagi jangan.
Sekali saja pejabat kita mau menerima dan menggunakan uang dari para pengusaha hitam itu, maka jangan harap anda akan mampu melaksakana tugas Kepresidenan dengan baik, dan berjalan maju kedepan. Bisa dipastikan kepemimpinan pejabat yang terhutangi oleh mereka pasti akan berjalan mundur, tidak sempat membangun untuk kepentingan bangsa, melainkan pembangunan lebih diperuntukkan bagi kepentingan pengusaha hitam. Seperti pengalaman Kerajaan Kerajaan Di Indonesia tempo dahulu.
Bagi pengusaha hitam uang seperti tak berseri, sangat mewah dan sangat mudah serta murah, tergiur kita dibuatnya. Tetapi karena mereka itu penjahat maka jangan sekali kali menjalin kerjasama dengan mereka. Manakala terjadi kerjasama dengan mereka maka bangsa ini akan remuk ditangan anda, karena hampir dapat dipastikan anda pasti tidak akan mampu melawan leinginan mereka, mereka hanya mencari keuntungan semata. Sehingga akan lebih berbahaya lagi bila seandainya merekapun ditunggangi oleh negara yang memiliki ambisi untuk menguasai dunia.
Berdasarkan informasi dari berbagai pihak yang berambisi menguasai dunia, yang pertama adalah Yahudi bersama Amerika dan Kroni kroninya, yang kedua adalah China Tiongkok, Yahudi dan Amerika beserta kroni konon adalah kelompok yang yang lebih banyak uangnya, sementara kelompok Cina Tiongkok walaupun uangnya lebih sedikit tetapi mereka memiliki cara yang lebih dahsyat dalam menguasai negara lain, mereka lebih kasar dan kejam. Mereka sangat giat menawarkan uang mereka.
Konon sudah banyak negara yang terpedaya dengan tawaran mereka, namun belum ada negara yang menjadi sejahtera dengan pembangunan seperti yang mereka anjurkan. Secara fisik mungkin akan nampak seperti pembangunan pesat, misalnya seperti jalanan mulus, serta banyak rumah bangunan mewah, serta mall mall Dan kedatangan pelancong luar negeri berdatangan.
Jalanan mulus, tetapi siapa yang berlalu lalang, dan siapa pula yang mendapatkan keuntungan dariu kesbukan lalu lalang di jalan mulus itu, bangsa kita di jalan mulus itu dapat uang atau justeru harus mengeluarkan uang. Banyak bangunan rumah mewah, siapa yang menghnui, yang menghuni apakah bangsa kita yang berkarya untuk kesejahteraan bangsa atau justeru mereka yang bekerja membanting tulang untuk perusahaan asing atau pengusaha asing. Kita jangan tertipu dengan banyaknya mall mewah, tetapi perhatikan siapa sebenarnya yang dapat keuntungan banyak di mall itu.
Jangan sekali kali berangan angan ingin membangun kota di Indonesia ini seperti pembangunan di kota di Singapur. Gedung menjulang tinggi dan dari luar nampak penduduknya sejahtera. Perhatikan dahulu siapa penduduk Singapur itu. Di mana orang orang Melayu sebagai penduduk asli Singapura, mereka tersingkir dari kota yang terpaksa tinggal di sudut sudut kota yang sumpek dan tak terpelihara, sementara temapt tempat yang indah, bersih dan sejahtera itu ternyata dihuni oleh orang orang pendatang, yang kedatangannya difasilitasi serta diberikan peluang usaha. Singapur adalah salah satu contoh sebagai negara yang telah dikuasai oleh pengusaha hitam.
Jadilah presiden yang kuat dan gagah, walaupun pembangunan seperti berjalan lambat, tetapi masyarakat dapat maju secara bersamaan dalam meningkatkan kesejahteraannya. Jangan ada pihak yang miskin bertambah miskin lantara pelaksanaan pembangunan yang ambisius, dengan memanfaatkan dana milik pengusaha hitam itu. Sadarlah sebelum terlambat dan terlanjur ada dalam ikatan para penyamun itu.
Tetapi bila anda terlanjur sudah terikat perjanjian dengan para pencoleng kelas dunia itu, maka segera perhatikanlah apakah masarakat di bawah kepemimpinan anda semakin sejahtera atau semakin susah, apakah rakyat yang merintih kesusahan itu bertambah banyak. Bila jumlah rakyat yang susah bertambah banyak, maka tidak ada saran lain, selain bersegeralah mundur dari jabatan itu. Karena manakala sudah terhutang dengan mereka maka anda akan menanggung dosa bukan hanya dari tahun ketahun, dari bulan ke bulan, bukan dari hari kehari, atau dari jam ke jam, bukan dari menit ke menit, melainkan anda akan menanggung dosa justeru dari detik ke detik. Semakin banyak rakyat yang merintih dalam setiap detiknya, semakin bertambah dosa anda sebagai Presiden, dan itu semua harus dibayar dan dipertanggung jawabkan kepada Alah Swt.
No comments:
Post a Comment