Tuesday, November 29, 2011

Pergoki Suami Ngobrol dengan Wanita Lain, Isteri Bakar Warung



LAMPUNG (Pos Kota) – Dibakar api cemburu dengan pemilik warung esek-esek, istri pelanggan nekat membakar warung esek-esek Kampung Wirabangun, di jalan lintas timur (jalintim), Kecamatan Simpangpematang, Kabupaten Mesuji, pada Sabtu (22/10) dini hari.

Kebakaran yang tidak sampai menimbulkan korban jiwa ini melalap habis bangunan berikut isinya. Kebakaran sempat menimbulkan kemacetan hingga 2 Km karena pengendara kendaraan berhentei di lokasi kebakaran di pinggir jalan raya tersebut.

Pengelola warung Mami Intan warga Tugu Gajah Unit IV, Simpangpenawar, Kabupaten Tulangbawang, meninggalkan warung dan naik bus karena khawatir jadi kemarahan warga sekitar.

Pembakaran tersebut dipicu kecemburuan Ny. Hasan. “Tiba-tiba istri Hasan datang ke warung karena melihat suaminya berada dalam warung bersama Intan langsung dia pergi mengambil satu derigen bensin lalu dengan cepat membakar warung tersebut. Suaminya ketakutan kabur demikian pula teman selingkuh suaminya langsung naik bus,” kata Joko warga setempat.

“Hati saya panas lihat suami. Katanya kerja, eh, malah bercanda dengan pemilik warung. Ya, saya lalu pergi beli bensin di kios milik Lina Pakpahan. Saya datangi warung itu dan siramkan bensin ke atap serta ruang tengah lalu menyulutnya hingga terbakar”, tutur Ny. Hasan yang membawa golok dan mengancam siapa saja yang mendekati akan dibacok .

Ny. Hasan yang saat itu membawa senjata tajam meninggalkan warung dengan santai menaiki sepeda motor menuju arah Palembang.

Sementara itu, Kepala Kampung Wirabangun, Hasan Basri, mengaku warung tersebut disewa Mami Rp.1,5 juta/tahun. “Warung itu baru ditempati pada awal September 2011. Sebelum api berkobar, warga sekitar ingin memadamkannya. Karena melihat pelaku menenteng senjata tajam, warga pun takut dan mengurungkan niatnya. Di dalam warung ada kompor gas sehingga tidak dapat dipadamkan lagi langsung meledak, ” kata Hasan.

Kapolsek Mesuji, AKP. Nelson F. Manik langsung mengamankan lokasi. Tidak lama berselang Danramil Mesuji Kapten Inf. Bagus Setiawan juga tiba di lokasi.

Kemudian, Kapolsek meminta bantuan truk tangki air milik salah satu perusahaan terdekat untuk memadamkan api. Sedangkan tiga aparat Polsek langsung mengejar pelaku ke kampungnya di wilayah Kabupaten OKI, Palembang.

“Pemicu kecemburu . Sempat terjadi cekcok mulut lalu isteri Hasan membakar warung . Warga tidak bisa mencegah karena takut dibacok,” kata Kapolsek.

Pemilik warung yang disewa Mami, Darmi, 37, terkejut mengetahui warungnya dibakar. Ia meminta ada pihak yang bertanggung jawab membangun kembali warung tersebut yang dulu dibangun dengan dana Rp. 25 juta. (Koesma/dms)

Sunday, November 13, 2011

BENTROK BSMI : Polda dan Komnas HAM Usut Penembakan

Gambar Ilustrasi


MESUJI (Lampost): Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyelidiki kerusuhan antara warga dan aparat keamanan PT Barat Selatan Makmur Investindo (BSMI) di Blok R 24, Kecamatan Tanjungraya, Mesuji, Kamis (10-11). Bentrokan itu
menelan korban tewas Jaelani (45), warga Kagungandalam, Kecamatan Mesuji, dan enam luka tembak.

Komisioner Komnas HAM Johny Nelson Simanjuntak yang bertolak tadi malam ke lokasi mengatakan informasi sementara yang diperoleh ada perlakuan buruk BSMI terhadap warga. "Ini persoalan segitiga. Warga berhadapan dengan BSMI. Kemudian warga berhadapan dengan aparat keamanan," kata Johny.

Dia mengatakan Komnas HAM akan menyelidiki pemicu penembakan yang mengakibatkan tewasnya warga. Menurut dia, polisi harus mengikuti prosedur dalam menangani aksi massa.

"Kenapa sampai polisi menembak? Kenapa polisi lebih membela kepentingan pemodal daripada warga, itu yang akan kami selidiki," ujar komisioner yang membidangi Subpemantauan dan Penyelidikan Pelanggaran HAM itu.

Penyelidikan penembakan juga dilakukan Polda Lampung. Wakapolda Lampung Kombes Pol. Rusman mengatakan pihaknya mengirimkan empat anggota Satuan Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam). Menurut Rusman, dugaan sementara peluru yang digunakan polisi berjenis karet, bukan peluru tajam atau timah yang menewaskan Jaelani.

"Mereka dikirim ke lokasi untuk menyelidiki apakah penembakan dilakukan sesuai dengan prosedur atau tidak. Nanti bisa diketahui ada atau tidak pelanggaran kode etik," kata Rusman.

Situasi mencekam pascabentrok membuat Polda Lampung menerjunkan 300 personel gabungan ke lokasi. Polda juga mengirimkan satu peleton pasukan antihuru-hara Brimob.

Bentrokan tersebut, menurut Rusman, karena ada perbedaan persepsi antara warga dan BSMI mengenai sengketa lahan. Warga beranggapan sengketa belum usai, tapi BSMI beranggapan sengketa selesai dan dimenangkan mereka. (KIS/MG7/U-1)

Warga Dan BSM Bentrok, 1 tewas

Harian Lampost : Jumat, 11 November 2011 05:21

WARGA BAKAR BSMI. Ratusan warga dari Kampung Sritanjung, Kagungandalam, dan Nipahkuning, Mesuji, membakar kantor dan pabrik perkebunan sawit milik PT BSMI di Kecamatan Pancajaya, Mesuji, Kamis (10-11). Korban luka tembak Rano Karno (kiri) dan Muslim (kanan)

MESUJI (Lampost): Bentrokan antara warga lima kampung dan aparat keamanan PT Barat Selatan Makmur Investindo (BSMI), Kecamatan Tanjungraya, Mesuji, menelan korban, satu tewas dan enam luka tembak. Bentrokan dipicu penangkapan di kebun sawit yang diklaim milik warga.





Bentrokan antara massa dari lima kampung, yakni Sritanjung, Kagungandalam, Nipahkuning, Pagardewa, dan Sungaimenang, dengan aparat keamanan BSMI terjadi di Blok R 24, wilayah yang diklaim milik warga, Kamis (10-11), pukul 11.00. Akibatnya, tujuh warga menderita luka tembak dan satu tewas dengan luka tembak di kepala.

Korban tewas Jaelani (45), warga Kagungandalam, Kecamatan Mesuji. Korban tewas dengan luka tembak di belakang kepala. Sedangkan satu korban, yakni Muslim, kritis dengan luka tembak di kaki kanan, tepatnya di betis sehingga mematahkan tulang kakinya.

Keduanya dibawa ke RSUD Menggala. Lima korban luka tembak lainnya dirawat di kampung masing-masing, yakni Rano Karno (25), Irun (16), Reli (18), Mat Tahan (16) dan Robin (15). Kelimanya warga Kampung Sritanjung.

Akibat penembakan tersebut, ratusan warga mengamuk, lalu membakar kantor dan pabrik pengolah crude palm oil (CPO) milik perusahaan tersebut. Tak hanya itu, warga juga membakar kompleks Divisi II PT BSMI di Sritanjung. Kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah.

Di kompleks pabrik tidak satu pun bangunan utuh. Mulai kantor, guest house, mes karyawan, pabrik, dan pos satpam hangus terbakar. Begitu juga perkantoran di Divisi II.

Peristiwa tersebut, kata Rudin (48), warga Kampung Srintanjung, dipicu penangkapan Hendri, warga Sritanjung, yang panen bersama Gani. Saat tepergok aparat, Hen dan Gani lari. Namun, sepeda motornya diambil aparat.

"Saat itu setang motor dikunci, lalu motor diseret dengan mobil dan dibuka paksa, tapi tidak berhasil. Banyak warga di lokasi melihat peristiwa itu dan mengambil kembali motor Hendri," ujar Rudin.

Tembak Jarak Dekat

Korban penembakan pertama, yakni Rano Karno, luka di lambung kiri hingga pergelangan tangan. "Begitu melihat aparat mengamuk dan membuang tembakan, saya buru-buru ke motor dan bermaksud melarikan diri. Tapi belum sempat lari, saya ditembaki dari jarak sekitar 10 meter," kata Reno ketika ditemui di rumahnya.

Dia mengaku aparat empat kali menembak ke arahnya. Rano dibawa ke kampung untuk pengobatan. Mengetahui ada yang tertembak, massa dari tiga kampung merengsek ke Kantor Divisi II perkebunan PT BSMI, pukul 13.00, menggunakan truk dan sepeda motor.

Di tempat itu massa membakar kantor, pos satpam, mes karyawan, dan ruang genset. Tidak puas, massa bergerak ke pabrik CPO milik perusahaan itu, pukul 16.00, yang berjarak 5 km dari Divisi II. Di pabrik, massa bentrok dengan aparat mengakibatkan enam warga luka tembak.

Situasi semakin tegang. Kapolres Tulangbawang AKBP Shobarmen menarik semua aparat di BSMI ke Polsek Simpangpematang yang berjarak 15 km. Bersamaan dengan itu, Penjabat Bupati Mesuji Albar Hasan Tanjung yang melihat ke lokasi ikut mundur ke Polsek Simpangpematang.

Di mapolsek, Albar mengatakan pihaknya ingin persoalan BSMI dan warga dapat diselesaikan. "Kami akan maraton menyelesaikan persoalan ini," kata Albar. (UAN/U-1)