Sunday, January 1, 2017

MEMAHAMI EKSISTENSI RAJA RAJA DI KERAJAAN ADAT KELOMPOK SAIBATIN

Berbeda dengan kelompok Adat Lampung Pepadun maka Kelompok Adat Lampung Saibatin hingga saat ini relatif masih mampu menjaga orisinalitas Garis Garis Keturunan dalam Silsilah Keadatan. Memang dari sekian banyak garis garis silsilah itu tidak semuanya terpelihara secara maksimal, umumnya diakarenakan kurangnya dukungan fiansial, kita tahu bahwa Pemerintah setempat hampir rata sama sekali tidak lagi memberikan perhatian untyuk memberikan dukungan dan bantuan, sehingga untuk itu pewaris adat harus merogoh koceknya lebih dalam lagi. Tidak sedikit para pewaris itu seperti kehabisan peluru dalam mempertahankan eksistensi warisan tahta keadatan mereka.
Eksistensi mereka meredup antara ada dan tiada, disebut tiada, ternyata mereka masih tetap memberikan Gelar Gelar Keadatan kepada siapa saja yang berhak mernyandangnya, karena jabatan dan gelar itu memang tidak boleh diberikan kepada sembarang orang, hatta berapapun besarnya finansial yang mereka miliki. Bisa jadi warisan gelar keadatan itu justeru merupakan siksaan bagi pemangkunya. Kelompok Saibatan adalah kelompok yang hingga saat ini masih relatif mampu mempertahan kemurnian garis darah keturunan
;
Kepada seorang warga yang ada di lingkungan pewaris Kerajaan Adat saibatin pada umumnya masih mampu menjelaskan posisinya dalam pawarisan kerajaan adat, minimal dia berada dibawah kepemimpinan siapa, lalu Jabatan orang tuanya dalam kelompok itu, dan selanjutnya apa jabatannya dalam kelompok itu. Untuk kita ketahui bahwa tentu sebagian besar dari  kelompok ini selain tidak punya gelar, juga tidak memiliki jabatan struktural dalam adat.
Jika dahulu Pimpinan Pedesaan itu otomatis dijabat oleh pimpinan adat, maka semenjak adanya UU Pemerintahan Desa, maka masyarakat dipimpoin oleh Kades, dan pimpoinan adat semakin redup keberadaannya, dan memang kepemimpinan Ketua adat ternyata juga tidak sejalan dengan pesebaran penduduk. Apalagi Lampung adalah merupakan daerah transmigrasi, dan pendatangpun bukan hanya transmigran yang teratur, tetapi justeru tidak kalah  banyak lagi transmigran yang spontan dan mandiri.maka Pemerintah Pedesaan tuidak lagi representatif jika secara otomatis dipimpin oleh pimpinan adat setempat, melainkan harus melalui mekanisme sesuai aturan yang berlaku.
Tak terpungkiri bahwa dengan demikian administrrasi akan lebih bagus. Namun di lain pihak kultur dan budaya Lampung semakin lama semakin tergerus
Bisa jadi berbeda keadaannya dengan kelompok pewaris adat Lampung Pepadun, di mana untuk menduduki jabatan Kepepadunan itu harus terseleksi secara eknomis dan finansial, seperti persaratan yang dilambangkan angka angka jumlah uang dan binatang sembelihan. Manakala yang bersangkutan memiliki kemampuan itu maka tentu saja logikanya yang bersangkutan diperkirakan memiliki kemampuan mengayomi warganya untuk mempertahan eksistensi nilai nilai adat yang diembannya itu. Nilai dan derajat Kepadunan yang diduduki juga menggambarkan kemampuan finansial ekonomis.
Masing masing antara Pesisir dan Pepadun tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing, ikatan pertalian hubungan di lingkungan  Dalam pertimbangan sekiolas memang bisa jadi dalam strata keadatan saibatin ikatan ikatan kekeluargaan akan lebih kokoh, sementara ikatan kekeluargaan antara pimpoinan adat dengan warganya sedikit agak longgar, karena bisa saja ada pihak lain yang merasa memiki kemampuan juga sudah menduduki ketinggian derajat yang sama. Tetpi manakala terkelola dengan baik maka justeru kelmpok Pepadun akan lebih kuat.
Tetapi kenyataannya ternyata tidak, kedua sistem ini sama sama mengalami kesulitan mempertahankan identitas keadatannya. Semakin lama anggota komunitas itu seperti tak terbina, bersikap menurut pemahaman masing masing, dan manakala ditanya oleh orang luar prihal kekeluargaan keadatan masyarakat Lampung, maka semakin sulit dicarikan narasumber yang dipercaya. Hanya ada orang orang tertentu yang dapat melaksanakannya.
Bukan karena saya ada di lingkungan komunitas Kebuayan Prenong dari Paksi Pak Sekala Brak, tetapi ingin saya katakan bahwa Kebuayan Pernong Paksi Pak Sekala Brak memiliki intensitas yang lebih baik dibanding dari semua Kepaksian yang ada dalam upaya mempertahan eksistensi keadatan dan kebudayaan Lampung. Tidaklah berlebihan manakala kita juga berharap Pemerintah mulai memberikan perhatian yang lebih semumpung masih banyak pihak yang bisa membantu, jika terlambat melangkah maka nasib komunitas Lampung yang  ada sekarang bisa jadi pada suatu saat hanya tinggal cerita sepertihalnya warisan Kerajaan besar Tulangbawang.

No comments:

Post a Comment