Numpang Liyu
Harun Muda Indrajaya (HMI)
Sabtu (14/9) akhir pekan lalu Raja Kerajaan Skala Brak Edwarsyah Prenong menggelar acara halal bihalal dan silaturrahmi para sebatin marga dan para penyimbang marga dengan Sultan paksi Pak Kerajaan Skala Brak Lampung di Sukarame.
Acara tersebut dihadiri ratusan tokoh dan tamu undangan lainnya, diantaranya Bupati Lamsel Rycko Menoza, Bupati lambar Mukhlis basri, Kapolda Lampung Brigjen heru Winarko, Cagub Lampung Amalsyah Tarmizi dan M.Ridho Ficardo yang tampak diantara undangan yang datang.
kalau kita buika kembali buku sejarah khususnya daftar yang ada di bumi nusantara, maka urutannya adalah (1) Kerajaan kandis (sebelum masehi) tepatnya di Sumatera dan diyakini sebagai nenek moyang Lubuk Jambi, (2) Kerajaan salakanagara (130-362 M) Yaitu kerajaan pertama di Jawa Barat, (3) Kerajaan Melayu Tua Jambi, (abad ke 2 Masehi), Kerajaan Skala Brak (abad ke 3 Masehi) Lalu ke-4 adalah Sekala Brak (Baca : Sekala Bekhak) Adalah sebuah kerajaan yang bercirikan Hindu dan dikenal dengan kerajaan Skala Brak Hindu yang setelah kedatangan Empat Umpu dari Pagaruyung yang menyebarkan agama Islam kemudian berubah menjadi Kepaksian Sekala Brak, terletak di kaki Gunung Pesagi (gunung tertinggi di Lampung) yang menjadi cuikal bakal suku bangsa etnis Lampung saat ini.
Artinya secara historis kerajaan Sekala Brak merupakan bagian dari kerajaan tertua di tanah air. Dalam buku hikayat atau cerita rakyat tentang asal usul nama Lampung, juga disinggung tentang perjalananOpung Silamponga dan ketiga saudaranya dari Sumatera Utara, menyusuri pesisir pantai timur pulau Sumatera sampai akhirnya terdampar di Krui. Lalu mendaki sebuah gunung dan turun ke lembah yang kemudian dikenal sebagai Sekala Brak.
Pada kesempatan silaturrahmi dan halal bihalal tersebut, perdana Menteri kerajaan sekala Brak Brigjen Pol Drs. Ike Edwin SH, MH, menerangkan tentang keberadaan Kepaksian Sekala Brak bdrada pada posisi teratas dalam nasab Ulun Lampung. Pentingnya silsilah adalah untuk menjelaskan garuis keturunan dalam sebuah klan besar di Lampung.
Beberapa tahun sejak diproklamirkannya kemerdekaan RI, kerajaan yang ada di tanah air seperti ingin 'dihapuskan' keberadaannya oleh pemerintah. Dan hanya disisakan Yogyakarta faktor apa susah juga menjawabnya. Tapi, kalau sekedar menebak dan menghubung hubungkannya dengan kepindahan ibukota RI dari jakarta ke Yogyakarta, mungkin itulah sebabnya eksistensi Yogyakarta masih dipertahankan.
Sejak reformasi dikobarkan pada 1998, barulah kerajaan yang ada di tanah air kembali bangkit dan mednegaskan bahwa sesungguhnya dalam menegakkan kemerdekaan RI sedikit banyak ada peran para raja di seluruh nusantara ini. Tak semua propaganda VOC pada saat itu bisa masuk dan mempengaruhi para raja. Ada raja yang berani menentang dan tak mau tunduk untuk menyerahkan tanah kekuasaannya kepada penjajah. Begitu juga dengan hasil bunyinya.
Dalam hal kerajaan Sekala Brak, perannya dalam menyatukan Lampung yang heterogen dan dibatasi oleh jurai saibatin dan pepadun, sangatlah kita butuhkan karena eksistensi sebagai asal usul ulun Lampung. dengan adanya reformasi akan menjadikannya muncul kembali, tentu akan membantu kita menanmkan kepada anak cucu bahwa kita ulun Lampung ini adalah keturunan anjak Sekala Brak.
Menurut hemat HMI cukuplah bahasa Lampung kak haga lebon, uleh mak khumah lagi ulun makaini. dang sampai sanak keturunan kham jemoh sawai mak muneh pandai kik tumbai wat Kerajaan Sekala Brak sebagai cikal bakal ulun Lampung.
Tabikpun nabik tabik, kik lamon salah sikandua ngilu mahap. Numpang liyu puuun. @tabik_HMI (Sumber : Numpang Liyu HMI Lampung Ekspres Plus Selasa 17 september 2013).
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete