Thursday, July 14, 2016

Puncak Tamaddun Kesultana Islam Banten

Juga dari catatan Hasan Muarif Ambari Arkeolog Senior Indonesia, bahwa sebagai Kesultanan Islam Banten sebagaimana sebuah Kesultanan lainnya yang sama sama memiliki visi dan missi  dengan dasar keislaman maka Kesultanan Islam Banten juga pernah mencapai puncak tamaddun pada abad XVI - XVII Kesultanan Islam Banten melah berhasil membangun persahabatan dan memperkenalkan Islam kepada masyarakat Lampung dan bahkan banyak berhasil mengislamkan masyarakat Lampung di berbagai daerah. Dan bahkan mendorong Lampung membangun semangat keislaman dengan mengembangkan falsafah Piil Pesenggiri, seperti kita ketahui bahwa falsafah itu semula hanya bernama Piil dan setelah mereka mengenal Islam ditambahkan dengan kata Pesenggiri yang artinya perlombaan atau persaingan.

Memasuki Abad Ke XIX nampaknya bangsa penjajah sudah menemukan kelemahan Kesultana Islam Banten, dan dalam waktu yang bersamaan  Benten dipimpin oleh Sultan Sultan yang lemah, dan dalam waktu yang bersamaan pula, pihak pihak yang menginginkan kejatuhan Benten atau setidaknya ingin mengembil keuntungan dari kelemahan Kesultanan Islam Banten mendorong terjadinya banyak kejahatan, huru hara dan dilengkapi pula oleh bencana alam sertra tersebarnya penyakit dan Kesultanan nampak mulai tak berdaya menghadapi permasalahan internal Kesultana, bencanma alam dan gerakan gerakan yang dilancarkan oleg bangsa penjajah. Pada saat itulah Kesultanan Islam Banten oleh sedikit penulis memberikan kesan seolah olah Kesultanan Islam Banten adalah sebagai Bangsa penjajah.

Sunday, July 10, 2016

Aktivitas Dakwah Kesultanan Banten

Hasan Muarif  Ambari sebagai arkeolog kenamaan di Indonesia setidaknya menuliskan bahwa aktivitas dakwah Kesultanan Banten pernah mengalami keberhasilan dakwahnya secara mengesankan, sebelum pada perkembangan berikutnya Kesultanan Banten banyak diterpa prahara, banyak kejahatan, huru hara dan semacamnya seperti layaknya manakala terjadi guncangan terhadap kursi kekuasaan yang pada saat itu memimpin, yang perkembangan lanjut Banten benar benar dipimpin oleh raja yang lemah, seperti apa yang diinginkan oleh para pihak yang ingin menguasai potensi ekonomi Banten dan sahabat sahabatnya, Lampung sebagai sahabat, yang kebetulan memiliki lahan subur itu banyak dijadikan lahan tembak bagi para pihak yang berhasil menguasai perekonomian Banten.  Pelabuihan Banten adalah saksi bisu akan dominasi pihak penguasa ekonomi terhadap pihak Kesultanan yang sejatinya mulai lumpuh itu. Dan reduplah aktivitas dakwah di Kesultanan Islam Banten.

Banyak orang yang hanya tertarik untuk menuliskan Kesultanan Banten pada saat keislaman redup ditangan beberapa orang Sultan yang lemah. Ibarat contoh seperti para penulis pemerhati sejarah pemberontakan PKI hanya menuliskan sejarah mulai dari tanggal  2 Oktober 1965 yang sudah barang tentu saja maka PKI yang sebenarnya pemberontak itu oleh mereka justeru dicatat sebagai kurban kejahatan politik yang dilakukan oleh Pemerintah, karena mulau periode itu terjadi penumpasan PKI besar besaran yang berlanjut pada pembubaran PKI secara resmi. Tentu saja generasi mda yang membaca penggalan sejarah pemberontakan PKI marah besar kepada Pemerintah.

Thursday, July 7, 2016

KESULTANAN BANTEN ITU KERAJAAN DAKWAH, BUKAN PENJAJAH.

Sejumlah Kerajaan atau Kesultanan Muncul pada saat dirasakan Kerjaan Islam Demak mulai melemah sementara aktivitas dakwah adalah suatu aktivitas yang tidak boleh terhenti, maka berdirilah sejumlah Kerajaan atau Kesultanan dan mungkin dengan menggunakan istilah lain yang tujuannya tak lain adalah melanjutkan dakwah ke seantero Nusantara untuk melanjutkan dakwah Islam sebagai cita cita utama berdirinya Kerajaan Demak. Sejumlah Kesultanan berhasil melaksanakan visi dan misinya, tetapi ada juga yang gagal atau kurang berhasil, dan belakangan ada yang berusaha membelokkan image terhadap Kesultana Kesultanan Islam itu sebagai Kesultanan Penjajah, barangkali pemikiran pemikiran yang akan dikembangkan adalah dalam rangka memberikan gambaran buruk terhadap Kesultanan Islam, dan salah satunya adalah dalam kontek Bantren dan Lampung yang mereka gambarkan Kesultanan Banten Sebagai Penjajah dan dan Lampung sebagai wilayah terjajah. Banyak penulis belakangan yang mengutip secara tidak kritis, padahal yang dikutipnya sengaja menyembunyikan maksud dan tujuan demi keuntungan
tulisan orientalis