Friday, December 31, 2010

NAMBAHDADI DISERANG 1 TEWAS, 4 RUMAH DIBAKAR

Utama Lampost : Kamis, 30 Desember 2010

KONFLIK MASSA DI LAMPUNG.


TERBANGGIBESAR (LampostOnline): Kampung Nambahdadi, Kecamatan Terbanggibesar, Lampung Tengah, diserang puluhan orang Kamis (30-12) siang. Seorang warga kampung lain yang melintas tewas dianiaya dan empat rumah dibakar.

Sebelum menyerang kampung, puluhan orang itu sebelumnya membubarkan aksi demo 500-an warga Kampung Nambahdadi, di depan Mapolres Lampung Tengah, sekitar pukul 11.00.

Awalnya, warga Kampung Nambahdadi berunjuk rasa menuntut Polres membebaskan Parno, warga Nambahdadi. Parno ditahan atas dugaan terlibat penganiayaan terhadap Weli Aprijal (22), warga Tanjungratu Ilir, Kecamatan Way Pengubuan, Lampung Tengah, pada 19 Desember 2010.

Weli diduga mencuri Yamaha Mio BE-3044-HO milik Sutimin, warga Kampung Tandus, Kecamatan Bandarmataram, Lampung Tengah. Weli akhirnya tewas di Rumah Sakit Demang Sepulau Raya, Gunungsugih.

Rombongan pengunjuk rasa dari Nambahdadi tiba di Mapolres dengan lima truk dan dua pikap sekitar pukul 11.00. Mereka diadang pasukan Dalmas dan Brimob Kompi 4 di Pos Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK).

Kepala Kampung Nambahdadi, Supriyanto, yang datang dengan pakaian dinas upacara mencoba menenangkan warga termasuk Anang Prihantoro, anggota DPD dan J. Natalis Sinaga, anggota DPRD Lamteng.

Lima wakil warga—Supriyanto (kepala kampung), Suganda, Edi Suparlan, Dwi Nurcahyadi, dan Ismiyati—lalu berdialog dengan Kapolres AKBP Budi Wibowo di ruang rapat Mapolres.

Edi Suparlan menjelaskan awalnya warga Nambahdadi berniat menolong seorang pengendara sepeda motor yang terjatuh di jalan rusak. Namun, ketika hendak ditolong, pengendara sepeda motor itu justru menodongkan pistol ke warga.

"Kami tidak berniat menganiaya sebelum pelaku itu mengeluarkan pistol dan menodong. Memang di sana ada satu polisi, tapi tidak dapat berbuat banyak," ujarnya.

Menanggapi itu, Kapolres menegaskan pihak kepolisian hanya menjalankan tugas. "Dalam permasalahan ini ada dua tindak pidana yang berbeda, curanmor dan penganiayaan," kata dia.

Saat wakil warga dan Kapolres berdialog, pengunjuk rasa yang berada di tepi jalan depan Mapolres kocar-kacir karena diserbu massa bersenjata tajam.

Tak ada korban dalam kejadian itu karena warga langsung naik ke truk dan sebagian masuk ke halaman Mapolres dengan memanjat pagar. Tak ada korban dalam penyerbuan itu.

Kawal Pengunjuk Rasa

Mendengar keributan di luar, Kapolres dan perwakilan warga Nambahdadi keluar ruang rapat. Warga Nambahdadi meminta kepolisian mengawal mereka pulang ke kampung.

Kapolres lalu memerintahkan dua peleton Dalmas menggeser pasukan. Satu unit kendaraan Dalmas menyusul iring-iringan warga Nambahdadi yang pulang ke kampung dengan memutar melalui Kampung Gotongroyong-Punggur-Kotagajah-Seputihraman, lalu berbelok melalui Seputihmataram.

Sedangkan satu unit lagi digeser ke Kampung Nambahdadi. Sementara itu, ibu-ibu dipulangkan dengan pengawalan pasukan Samapta menggunakan kendaraan Dalmas.

Kejadian tersebut sempat membuat kemacetan di jalinsum Kampung Gunungsugih. Tetapi, selama beberapa jam unjuk rasa dan keributan massa terjadi, tidak satu pun unsur pemerintah kabupaten yang datang untuk memfasilitasi.

Asisten I Setkab Lamteng Rivai Daniel menjelaskan Bupati dan Wakil Bupati rapat di Pemprov. Sedangkan Camat Way Pengubuhan, Terbanggibesar, dan Gunungsugih sedang mengikuti serah terima jabatan di Nuwo Balak. (CK-1/DRA/R-2/L-1)

Wednesday, December 29, 2010

FORMATUR LAMPUNG SAI SUSUN PENGURUS

Bandar Lampung Lampost : Rabu, 29 Desember 2010


BANDAR LAMPUNG—Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lampung Sai periode 2010—2015 terpilih M. Irwan Nasution Gelar Rajalelo bersama Tim Formatur sedang menyusun pengurus untuk diajukan ke DPP Lampung Sai, dan akan dilantik pada 15 Januari 2011. Program mereka dalam waktu dekat adalah membentuk DPD Lampung Sai di 14 kabupaten dan kota. "Kami segera melakukan konsolidasi, dan membentuk Lampung Sai di Kabupaten dan Kota. Ini amanat organisasi yang terdekat," kata Irwan.

Irwan terpilih Musda ke III Lampung Sai digelar satu hari, di Gedung Auditorium, Taman Wisata, Lembah Hijau, Senin (27-12), pukul 09.00. Surat ketetapan M. Irwan Nasution langsung dibacakan Sekjen DPP Lampung Sai H. Mawardi, atas nama Ketua Umum DPP Lampung Sai Sjachroedin Z.P. Gelar Sutan Mangku Negara. Wakil Ketua DPP Lampung Sai H. Sutan Syahrir ketika menutup acara berharap Lampung Sai lebih baik pada periode berikutnya. (JUN/D-2)

Tuesday, December 28, 2010

Lampung Sai Bukan Kendaraan Politik

Bandar Lampung Lampost : Selasa, 28 Desember 2010

ORMAS

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. mengingatkan Lampung Sai adalah organisasi masyarakat (ormas) yang memiliki tujuan melestarikan dan menambah nilai seni budaya Lampung, bukan organisasi politik dan menjadi kendaraan politik untuk mengantar seseorang menjadi pejabat.

Sjachroedin mengatakan itu ketika membuka acara Musda III DPD Lampung Sai Provinsi Lampung di Taman Wisata Lembah Hijau, Senin (27-12).

Hadir antara lain Sekjen H. Mawardi, Danrem Kolonel Inf. H. Hasibuan, Ketua Fokmal H. Soetan Syahrir, Bupati Way Kanan Bustami Zainuddin, Wakil Bupati Lampung Timur Erwin Arifin, mantan Wadir Intel Polda Lampung Kombes yang juga Ketua Bidang OKK H. Yusril Hakim, dan puluhan tokoh Adat Lampung.

Dalam musda ini, M. Irwan Nasution Gelar Rajalelo terpilih secara aklamasi sebagai ketua DPD Lampung Sai periode 2010-2015. Irwan menggantikan ketua lama Harun Muda Indrajaya.

Sjachroedin Gelar Sutan Mangku Negara yang juga Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lampung Sai mengatakan keberadaan Lampung Sai berawal dari forum silaturahmi yang didirikan 42 tahun lalu, dibentuk oleh tokoh tokoh Lampung yang ada di Jakarta pada 1968.

Tahun 1993, Sjachroedin diajak bergabung dan baru aktif serta menjadi pengurus pada 1998. Lampung Sai kemudian dibentuk di Bengkulu, Jambi, Palembang, Medan, Padang, dan beberapa provinsi di Jawa.

"Awalnya forum silaturahmi. Lalu kami kembangkan menjadi ormas dan tujuannya untuk melestarikan dan menambah nilai budaya. Jadi, bukan untuk mengantar seseorang untuk menjadi pejabat," katanya.

Dia mengingatkan setiap organisasi harus memiliki tujuan jelas dan penerus organisasi Lampung Sai harus memahami historinya. Dia mencontohkan adanya prasasti yang dibuat Lampung dan Banten pada masa kerajaan, yang menyebutkan ada hubungan ikatan persaudaraan erat antara Banten dan Lampung.

"Bakauheni hingga Anyer itu diserahkan Banten untuk Lampung sebagai hadiah perjuangan. Karena perjanjian pada masa peperangan dulu, jika Lampung diserang, Banten siap di belakang, begitu juga sebaliknya. Jadi, generasi muda juga harus paham tentang sejarah-sejarah ini," kata Sjachroedin.

Tentang ketua DPD Lampung, Sjachroedin menyerahkan pada keputusan musda. "Siapa yang menjadi ketua tergantung hasil musda. Yang jelas harus bisa mengemban amanat organisasi ini. Pemimpin yang rela berkorban dan siap bekerja," katanya. JUN/D-2

Saturday, December 11, 2010

108 Kesultanan Hadiri Festival Kesultanan Nusantara di Palembang

Palembang:

Sedikitnya 108 keraton/kesultanan memastikan menghadiri dan meramaikan Festival
Keraton Nusantara (FKN) VII di Palembang, Jumat– Minggu (26–28/11).

Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin Kamis (11/11) mengungkapkan, selain berasal dari keraton di nusantara, beberapa keraton/kesultanan dari negara tetangga seperti Kesultanan Sulu (Filipina), Kesultanan Serawak (Malaysia), dan Kesultanan Brunei Darussalam juga akan ambil bagian pada even kali ini.

“Panitia sudah mendapat komitmen mereka akan hadir pada FKN di Palembang.
Mengusung tema “Revitalisasi Peran Keraton dan Lembaga Adat Nusantara dalam Memperkokoh Ketahanan Budaya Bangsa”, ajang pertemuan keraton se- Nusantara kali ini akan mem-fokuskan pembahasan bagaimana mengembalikan nilai-nilai luhur bangsa ini yang mulai meluntur.

“Begitu banyak permasalahan muncul di negeri ini sekarang. Tawuran dan aksi anarkis setiap hari terjadi. Kekompakan, gotong royong, kesetiakawanan, dan kebersamaan yang menjadi nilai luhur bangsa ini seolah menghilang ditelan globalisasi. Itulah yang ingin diperbaiki bersama melalui lembaga adat ini,”tukasnya.



Dirikan Koperasi

Sultan Iskandar menambahkan, pada musyawarah besar (mubes) juga akan dibahas pembentukan wadah tunggal dari forum keraton dan lembaga adat yang tersebar di nusantara ini. Selain itu akan dibahas pula pembentukan koperasi raja/sultan nusantara untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan.

Berbagai persoalan lainnya, menurut Ketua Panitia Ismet Nur Asni, akan dibahas dalam festival ini. Di antaranya peran keraton dan lembaga adat dalam memperkokoh ketahanan budaya bangsa dan menetapkan tuan rumah FKN VIII.

Untuk meramaikan festival ini, sebanyak 3.000 prajurit keraton se-Nusantara akan mengikuti even yang bakal digelar di Palembang, Jumat– Minggu (26–28/11).

FKN nanti akan dipusatkan di Plasa Benteng Kuto Besak (BKB) dan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Festival ini menurut dia, terbuka untuk umum. Saat festival berlangsung akan ditampilkan berbagai keunikan budaya yang dimiliki masing-masing keraton.

“Akan ada pameran benda pusaka masing-masing keraton. Nanti juga akan ada kirab agung prajurit keraton lengkap dengan atribut dan ciri khas masing-masing keraton pada 27 November,” katanya.

Diungkapkan Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin, masyarakat Palembang patut berbangga dengan adanya even ini. Pasalnya, FKN VII ini baru pertama kali dilaksanakan di pulau Sumatera. “Kesultanan Palembang sudah lebih dari 183 tahun vakum karena berbagai permasalahan. Namun saat ini kami berusaha bangkit dan alhamdulillah, bisa muncul kembali dan membangun kembali tatanan adat istiadat dan kebudayaan di Palembang. Kesuksesan kami menjadi tuan rumah yang baik nantinya, tentu tidak lepas dari peran serta masyarakat Palembang,” tutur Sultan Iskandar.

Berbagai persoalan lainnya, menurut Ketua Panitia Ismet Nur Asni, akan dibahas dalam festival ini. Di antaranya peran keratin dan lembaga adapt dalam memperkokoh ketahanan budaya bangsa, deklarasi persaudaraan raja/sultan dan lembaga adat nusantara menjadi wadah tunggal yang bernama Persaudaraan raja/sultan adat nusantara. (sir)

Profil: Edward Lestarikan Tradisi Kesultanan


TRADISI KESULTANAN DI LAMPUNG

KESULTANAN Lampung mungkin saja tidak akan menyandang nama yang cukup dihormati, terutama di kalangan masyarakat adat Nusantara, tanpa peran Sultan Edward Syah Pernong. Berkat kiprah dan usaha keras dari sosok yang berkomitmen tinggi melestarikan beragam seni tradisi dan adat istiadat tersebut, sejumlah warisan tradisi Kesultanan Lampung masa silam yang pernah terancam pudar kini tetap bertahan karena terjaga dengan baik.

Edward Syah Pernong (ONI)

Ketika ditemui di sela-sela Kirab Agung atau pawai budaya yang menandai dibukanya kegiatan Festival Keraton Nusantara VII di kawasan Benteng Kuto Besak, Kota Palembang, Sabtu (27/11), Sultan Edward terlihat sibuk berbincang dengan para hulubalang, prajurit, dan sejumlah punggawa Kesultanan Lampung yang saat itu sedang bersiap-siap untuk memulai Kirab Agung.

”Sebelum giliran kita, saya hendak menyampaikan satu hal tentang pentingnya makna Kirab Agung. Kirab ini jangan hanya dimaknai sebagai prosesi jalan kaki atau pawai, tetapi kirab ini menjadi bukti bahwa Kesultanan Lampung masih berdiri sampai sekarang. Jadi, saya minta jangan mencoreng citra Kesultanan kita sendiri,” ucap pria kelahiran Bandar Lampung, 27 Februari 1958, itu.

Meski terlahir sebagai putra mahkota kesultanan, Edward Syah Pernong, yang kerap disapa Paksi Pernong ini, tidak serta-merta menjadi orang yang tinggi hati. Sebaliknya, dia memiliki banyak kawan yang berasal dari beragam profesi, mulai dari wartawan, guru, pejabat, bahkan anak yatim-piatu.

Melestarikan adat

Ketika memasuki masa persiapan sebagai Sultan, Edward mempelajari beragam hal, mulai dari ilmu pasti, komik fiksi, ilmu sejarah dan budaya, serta ilmu bela diri. Bagi Edward, setelah memasuki era abad ke-20, jabatan sebagai Sultan tak hanya disimbolkan sebagai penguasa adat dan budaya saja, tetapi juga perlu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.

”Prinsip ini ternyata ada gunanya. Karena saya selalu menekankan pentingnya membuka diri dan mata bagi masyarakat Indonesia dan mancanegara, ternyata banyak orang yang bersimpati. Dampaknya, Kesultanan banyak menerima bantuan yang bisa digunakan untuk melestarikan peninggalan masa lalu,” kata Sultan Lampung yang ternyata juga berprofesi sebagai polisi berpangkat Komisaris Besar sekaligus menjabat sebagai Kepala Polresta Semarang ini.

Selama memimpin Kesultanan Lampung, Edward menyelamatkan sejumlah aset penting masa lalu yang nyaris tak terurus, seperti payung agung, lalamak, titi kuya, dan jamban agung. Selain itu, Edward juga merumuskan tatanan kirab pergantian takhta dan melestarikan tarian kuno. (ONI)

Sumber: Kompas, Senin, 29 November 2010

Wednesday, December 1, 2010

AMUK MASSA DI MESUJI: Dua Pihak Bertikai Sepakat Hukum Ditegakkan

Utama Lampost : Senin, 29 November 2010


MESUJI (Lampost): Perundingan perdamaian antara pihak Kampung Wirabangun, Kecamatan Simpangpematang, Kabupaten Mesuji, dengan Kampung Pematangpanggang, OKI, Sumsel, menyepakati tiga poin.

Intinya, tidak ada lagi tindakan kriminal dalam bentuk apa pun antara kedua belah pihak, tidak ada dendam, dan proses hukum harus ditegakkan.

Kesepakatan itu diperoleh pada pertemuan di kantor Kecamatan Mesuji, Kabupaten OKI, yang dimulai Sabtu (27-11), sekitar pukul 16.00 hingga pukul 21.00.

Dari Kabupaten Mesuji hadir Kepala Kesbanglinmas Murni beserta Camat Indra Kusuma Wijaya, Kapolsek AKP Nelson F. Manik, dan Danramil Mesuji Kapten Sariaman.

Menurut rencana, tiga kesepakatan itu akan ditandatangani kedua belah pihak dan disosialisasikan hari ini. "Besok (hari ini, red) ditandatangani kedua pihak," ujar Kepala Kantor Kesbanglinmas Murni kemarin.

Sementara itu, 549 warga Kampung Wirabangun yang mengungsi masih bertahan di rumah-rumah penduduk seperti di Simpangpematang, Budiaji, dan Harapanjaya. Aparat kepolisan pun masih disiagakan di kampung tersebut.

Hingga kemarin polisi juga belum menangkap seorang pun berkaitan dengan kasus tersebut. "Tetapi, tetap akan kami proses karena ada pelanggaran hukum," ujar Kasat Reskrim Polres Tulangbawang AKP Ferizal. "Kami akan melakukan penyelidikan dan tahapan-tahapannya," ujarnya.

Sementara itu, Lampung Police Watch (LPW) menilai kinerja kepolisian lambat dalam menyikapi kasus tersebut. "Masyarakat akan terus dicekam ketakutan karena polisi tidak segera bertindak yang dapat memberi efek jera," ujar Ketua LPW M.D. Rizani kemarin.

Rizani membandingkan dengan perusakan terhadap kantor polisi, pos polisi, atau penganiayaan terhadap polisi. "Biasanya dalam beberapa jam saja pelakunya bisa ditangkap. Tetapi, kalau masyarakat yang menjadi korban, selalu berlarut-larut," kata dia.

Kampung Wirabangun menjadi arena pembantaian pada Kamis (25-11). Sedikitnya 4 korban tewas, 2 luka-luka, 3 rumah dibakar, serta puluhan rumah dirusak.

Pemicunya diduga berawal dari pencurian ayam. Saat dipergoki, warga Pematangpanggang malah membunuh warga Wirabangun. Tindakan itu mendapat balasan sehingga seorang warga Pematangpanggang tewas. Buntutnya, warga Pematangpanggang menyerang ke Kampung Wirabangun. (UAN/MG11/R-2)