Saturday, August 22, 2015

Warisan Kerajaan Skala Brak Milik Kita Semua


Sejatinya kita masyarakat Lampung dahulu ada Kerajaan yang cukup besar, Kerajaan Tulangbawang, keberadaannya cukup sahih dan tercatat beberapa catatan perjakanan dan kini tersimpan diberbagai arsip dan museum kesejarahan Nusantara diberbagai museum, pribadi dan lembaga lainnya. Sayang hingga kini belum ada pihak pihak yang mengaku sebagai pewaris kerajaan  yang membanggakan sejarah Lampung ini, demikian juga dengan benda benda peninggalan kerajaan itu, semua bagaikan ditelan bumi. Kini yang tersisa adalah warisan Kerajaan Kerajaan yang lebih kecil yang terserak diberbagai daerah wilayah Lampung ini.
Pewaris Kerajaan di Lampung ini sejatinya masih ada, dan merekapuin bergiat mempertahankan warisan ini melalui lembaga adat yang mereka bangun dengan susah payah. Berbagai kebijakan Pemerintah secara tak sengaja mempersulit keberadaan komunitas lembaga adat untuk berkembang memperbaiki klemampuannya mempertahankan eksistensi keadatan yang selama ini mereka junjung.

Salah satu komunitas pewaris kerajaan  Lampung itu yang hingga kini masih mampu bergeliat adalah
komunitas pewaris Kerajaan Skala Berak, yang berhasil mereka pertahankan bukan hanya sejumlah bangunan dan benda benda pusaka, bukan hanya personal pewaris kerajaan, tetapi justeru sesuatu yang paling berharga adalah komunitas pewaris kerajaan Skala Brak ini. Kita semua tahu bahwa upaya mempertahankan warisan kerajaan seperti ini butuh ketekunan, kesungguhan dan keberanian untuk berkorban.
Itulah yang telah dilakukan oleh Pangeran Edwarsyah Prenong, sebagai pewaris Tahta Kerajaan Skala Brak. Warisan ini bisa dipastikan diemban oleh yang bersangkutan dengan terseok seok, perjalanan bukanlah lurus dan lempeng, tetapi melalui jalan terjal, dan bukan hanya pujian, tetap[i justeru kegigihan ini tidak jarang hanya dibalas dengan cibiran.
Mwngunjungi komunitas pendukung dan pewaris Kerajaa Skala Berak yang kini tersebar diberbagai tempat, yang harus ditemui satu persatu kelompok yang intinya hanya sekedar untuk saling kenal mengenal serta  membangun kesepakatan untuk bersama dan bersinerji untuk mempertahankan "Bahasa dan Budaya"  Lampung secara keseluruhan.

Untuk mempertahan bahasa dan budaya Lampung, kita sering saling kutip mengutip antara satu dengan yang lain sehingga ungkapan itu menjadi sangatlah populernya'Kalau byukan sekarang kapan lagi, Kalau bukan kita siapa lagi'  sehingga tak terhitung banyaknya mereka yang hapal ungkapan ini, namun lebih banyak lagi yang hanya bicara saja. Tampa melakukan sesuatu. Oleh karenanya kita harus dukung dan memberikan apresiasi sepenuhnya kepada Pangeran Edwarsyah Prenong yang datang kepada warganya dari satu komunitas ke komunitas lainnya untuk mengajak mempertahankan bahasa dan bjudaya Lampung. Gunakanlah bahasa Lamoung untuyk berkomunikasi dan ajarilah anak nak kita berbahasa Lampung, katanya di mana mana.
Sudah tak terhitung berapa kali beliau hadir memenuhi undangan dari Pewaris Raja Kerajaan Tradsional Nusantara. Setiap kali hadir dalam perhelatan itu selalu dicarinya utusan Kerajaan Kerajaan Lampung, tetapi alangkah kecewanya ternyata beliau hadir dipertemuan yang bermartabat itu ternyata hanya seorang diri dari Buwai Perenong pewaris Kerajaan Sekala Brak. Tidak ada yang lain, sementara beliau yakin seharusnya ada. Ada dari kalianda, ada dari Limau, ada dari Talangpadang, Waysemangka, Megopak, Abung Sewo mego, Sungkai, Waykanan, Pubian Telusuku, dan banyak lagi yang lain yang tak mungkin kita sebutkan satu ersatu. Yang kita meyakinibahwa itu semua adalah wafrisan kerajaan kerajaan. Gelar yang mereka emban itu sejatinya adalah gelar kerajaan. Bisa kerajaan yang mewarisi mereka itu sejati memang lebih kecil dari Kerajaan Sekala Brak, tetapi sangat mungkin juga sejatinya jauh lebih besar dari kerajaan Sekala Brak.

Tetapi sayang kebesaran warisan itu tidak disertai dengan keinginan, kegigihan untuk mempertahankan keutuhannya sehingga warisan itu akan terhantar kepada anak dan cucu kita yang datang. Tetapi sekali lagi memang itu semua butuh pengorbanan yang tidak kecil. Silakan bertanya langsung kepada Pangeran Edwarsyah Prenong, seberapa besar waktu, pikiran dan biaya yang harus dikeluarkan, serta bahkan perasaan dicabik oleh cemoohan dari berbagai pihak.

Tentu Pangeran Edwarsyah Prenong sangat menginginkan munculnya kembali para Pewaris Kerajaan di Lampung ini, guna bersama sama mengawal pemakaian bahasa Lampung, karena beliau sadar sesadar sadarnya bahwa kita semua tidak akan mungkin mampu mempertahankan serta mengembangkan kebudayaan Lampung ini tampa keberhasilan mempertahankan bahasanya, tidak akan ada lagi budaya Lampung, manakala kita tidak mampu mempertahankan bahasa Lampung, Pangeran Edwarsyah Prenong Sadar dalam hal ini beliau tidak mungkin dapat bekerja sendiri. Oleh karenanya pewaris kerajaan Lampung lainnya harus segera eksis. Warisan bahasa dan budaya Lampung adalah kekayaan yang harus sama sama kita jaga dan pelihara, bahkan kita kembangkan.

Dalam mempertahankan eksistensi pewaris Kerajaan Kerajaan Lampung ini beliau bukan hanya melakukan 'anajau silau' (anjang sana)  di lingkungan komunitas pewaris kerajaan Skala Brak belaka, tetapi beliau juga ingin mengunjungi para pewaris kerajaan Lampung lainnya yang terhimpun dalam komunitas adat Lampung lainnya. Tentu dengan satu harapan bahwa intensitas pertemuan antar pendukung warisan adat akan berdampak positif dalam penggunaan bahasa Lampung, dan selanjutnya maka kebudayaan lampung juga selain dapat kita pertahankan maka juga kita kembangkan.

Maka sejatinya kehadiran dan kedatangan Pangeran Edwarsyah Prenonbg sebagai Pewaris Tahta Kerajaan Sekala Brak diterima oleh semua pihak, termasuk dioantaranya adalah pewaris, pendukung dan bahkan pelaku adat, karena dengan sering dilaksanakannya pertemuan pertemuan itu, selain pada saatnya kelak akan melahirkan berbagai kesepakatan kesepakatan antar para pihak untuk mempertahankan  bahasa dan budaya Lampung, bahkan mengembangkannya, guna kita wariskan untuk generasi yang akan datang, untuk kesejahteraan daerah, Bangsa dan Negara.       

No comments:

Post a Comment