Wednesday, October 15, 2014

Seorang Jama'ah Haji Asal Lambar Meninggal


Satu jamaah haji asal Lampung Barat atas nama Salma Jaimin Mulum, warga Pekon Sukarame, Kecamatan Belalau, meninggal dunia di tanah suci Makkah pukul 11.50 WAS. Selain itu, jumlah jamaah haji asal kabupaten tersebut yang menderita sakit bertambah. Jika sebelumnya hanya satu jamaah atas nama Kromo Yamin, warga Kecamatan Suoh, kini bertambah Aksin Ahsan Santri, warga Pekon Penegahan, Kecamatan Lemong, juga mengalami sakit. Keduanya sekarang ini masih menjalani perawatan di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI), Arab Saudi.
 ’’Informasi dari Makkah, jamaah yang meninggal dunia itu tanpa mengalami sakit dan mengembuskan nafas terakhirnya ketika berada di penginapan haji. Kini jasadnya sedang diurus maktab untuk dimakamkan. Sedangkan dua jamaah yang sakit diperkirakan karena kelelahan, sehingga keduanya tidak bisa menjalankan ibadah haji,’’ ujar Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Lambar Drs. Khobiransyah kepada Radar Lambar (grup Radar Lampung) kemarin.
Menurutnya, kini jamaah haji asal Lambar sudah kembali ke pondokan di Makkah setelah selesai melakukan kegiatan armina. ”Prosesi haji sudah selesai. Kini tinggal yang sunah-sunahnya saja sembari menunggu ke Madinah untuk melakukan arbain. Selain kedua jamaah haji yang sakit, Alhamdulillah jamaah yang lain seluruhnya dalam kondisi sehat,” ujarnya.
Khobiransyah menambahkan, pihaknya berharap masyarakat mendoakan untuk kesembuhan kedua jamaah yang sedang sakit itu sehingga bisa melaksanakan ibadah haji dengan khusyuk. ’’Kita berharap pelaksanaan ibadah haji tahun ini berjalan lancar dan seluruh jamaah haji dapat kembali ke tanah air dengan kondisi sehat,” harapnya.
     Terpisah, Kemenag tidak mau disalahkan dengan banyaknya jamaah haji sakit dan manula yang diberangkatkan ke Saudi. Mereka menyebut Kemenag tidak bisa pilih-pilih memberangkatkan jamaah yang sehat dan muda-muda saja.
     Inspektur Jenderal (Irjen) Kemenag Mochammad Jasin mengatakan, Kemenag bukan berarti mengambil risiko dengan memberangkatkan calon jamaah haji yang sakit dan manula dalam jumlah besar. Jasin menjelaskan, pemberangkatan jamaah terkait dengan pelayanan moda transportasi udara.
     "Selama jenis penyakit dan tingkat kesehatannya masih diperbolehkan dalam aturan penerbangan sipil, tidak ada alasan untuk melarang," katanya saat dihubungi kemarin.
Jasin menuturkan, berlaku aturan penerbangan sipil internasional. Dalam aturan itu, memang ada sejumlah penyakit yang dilarang terbang. "Yang dilarang dalam regulasi ini adalah kanker stadium 4 dan penyakit berbahaya menular seperti HIV," ujarnya.
     Menurut Jasin, pemberangkatan jamaah haji dalam keadaan sakit atau manula sejatinya tidak menjadi persoalan. Asalkan terdapat pendamping yang mengikuti terus selama berhaji, Jasin mengatakan bisa mencegah kondisi memburuk.
     Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu menuturkan, pembatasan atau bahkan larangan jamaah lansia dilarang berhaji tidak bisa dijalankan pemerintah. "Karena berhaji itu menyangkut hak beribadah seseorang," paparnya.
     Jasin menjelaskan, sebagian jamaah mungkin saat mendaftar usianya 40-an tahun sampai 50-an tahun. Tapi, karena antrean haji sekarang panjang sekali, usianya menjadi tua saat berangkat ke Saudi. "Tidak dipungkiri juga ada jamaah yang memang ingin meninggal di Makkah atau Madinah," katanya.
     Upaya paling bijak, menurut Jasin, bukan melarang jamaah sakit atau manula berhaji. Tapi, mengoptimalkan sosialisasi kesehatan dan kinerja tenaga medis. Jasin berharap semakin banyak petugas kesehatan profesional yang dikirim ke Saudi. Dia juga meminta seluruh tenaga medis harus fokus melayani jamaah haji. Tidak seperti selama ini, konsentrasinya terpecah antara melayani jamaah dan nyambi berhaji untuk dirinya sendiri.
     Sementara itu, Jasin juga menjelaskan persiapan pemulangan jamaah haji dari Jeddah yang dimulai hari ini (9/10). Di antara persiapan yang telah dilakukan panitia adalah, pengumpulan dokumen dan pendataan paspor. Kemudian juga menimbang bawaan jamaah sejak di Makkah supaya tidak di bongkar-bongkar ketika berada di Bandara Jeddah.
     Lalu, armada bus yang mengangkut jamaah dari Makkah ke maktab Jeddah juga dipersiapkan. "Pemberangkatan dari maktab Jeddah menuju bandara, kita dorong dalam waktu delapan jam sebelum pesawat lepas landas," urainya.
Persiapan lainnya adalah pengadaan katering untuk jamaah selama di Bandara Jeddah.
     Persiapan yang tidak kalah penting adalah mendeteksi suhu tubuh jamaah yang akan pulang ke tanah air. Jika ditemukan jamaah dengan suhu badan tinggi, akan diperiksa lebih lanjut. "Panas tinggi merupakan salah satu gejala MERS-CoV dan ebola," ungkapnya.
Jamaah yang suhu badannya tinggi akan dirujuk ke BPHI di Makkah. Jika kondisinya parah, dirujuk lagi ke RS Arab Saudi.
     Data terbaru dari pusat kesehatan haji Kementerian Kesehatan kemarin sore, jumlah jamaah haji meninggal mencapai 138 orang. Jumlah jamaah haji yang dirawat inap sebanyak 1.418 orang dan terbanyak di Makkah 913 orang. (lus/rnn/jpnn/p3/c2/ary)

No comments:

Post a Comment