Sunday, October 27, 2013

Gegap Gempita Perkawinan Di Keraton Yogyakarta 2013.


-
-
 -

 -
-


VIVAnews - Pada prosesi akad nikah  Selasa, 18 Oktober 2011, di masjid Panepen Keraton Yogyakarta, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Yudanegoro tampak gagah. Ia mengenakan beskap warna putih yang dipadu dengan kain corak klasik.

Sedangkan, Sri Sultan Hamengkubuwono X, yang bertindak sebagai wali dari Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, mengenakan surjan warna hijau. Akad nikah berlangsung hikmat, meskipun tak dihadiri GKR Bendara.

Kedua pengantin memang baru dipertemukan dalam prosesi panggih, yang digelar usai ijab kabul di bangsal Kencono, pukul 10.00 WIB. Dalam bahasa Jawa, panggih berarti bertemu.

Prosesi panggih ini diiringi tiga lantunan gending Jawa. Yang pertama adalah Gending Bindri untuk mengiringi kedatangan pengantin pria. Yang kedua Gending Ladrang Pengantin yang mengiringi upacara panggih--mulai dari balangan (saling melempar sirih), wijik dadi (pecah telur), hingga prosesi mencuci kaki suami. Yang terakhir: Gending Boyong/Gending Puspowarno untuk mengiringi kacar-kucur, lambang penyerahan nafkah dahar walimah.
Dalam prosesi panggih ini, para tamu dan undangan mengucapkan selamat kepada kedua mempelai.
Saat menjalani prosesi panggih, kedua pengantin terlihat sangat memikat. Mereka tampak mempesona, mengenakan busana dodotan khas Yogyakarta. (umi)

No comments:

Post a Comment