Monday, May 23, 2011

Gajah Terus Merangsek Desa


Ruwa Jurai Lampung : Minggu, 22 Mei 2011

BRAJASELEBAH (Lampost): Gajah liar yang berasal dari kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) kini semakin sering memasuki areal perkebunan dan desa-desa di Kabupaten Lampung Timur.


Kemarin, Sabtu (21-5), sekitar 15 ekor mamalia berbelalai itu masuk areal persawahan di Desa Brajacaka, Kecamatan Way Jepara. Masuknya hewan bertubuh besar itu cukup mengejutkan warga. Pasalnya, jarak antara Desa Brajacaka dengan kawasan TNWK cukup jauh, yakni lebih dari 10 km. Untuk menuju desa tersebut, kawanan gajah itu juga mesti melewati beberapa jalan desa.


Suriyanto (40), warga setempat, mengatakan masuknya kawanan gajah itu telah merusak tanaman pertanian di desa-desa yang dilaluinya. "Gajah-gajah liar itu semakin berani. Sawah-sawah di desa yang dilaluinya rusak. Tanaman padi dan singkong di Desa Brajaindah juga kena injak," kata Suriyanto.


Dia menduga kawanan gajah liar tersebut semakin berani masuk ke perkampungan penduduk karena ketiadaan bahan makanan gajah di kawasan TNWK. "kemungkinan hutan TNWK sudah gundul dan tidak ada lagi pakan gajah. Jadi wajar jika gajah-gajah tersebut mencari makan di desa-desa," ujar dia.

Sebelumnya, Senin (2-5), sekawanan gajah juga merangsek ke jalan raya di Kecamatan Purbolinggo, Lampung Timur. Puluhan ekor gajah liar itu bahkan sempat membuat arus lalu lintas jalan lintas timur (jalintim).


Kepala Desa Tegalyoso, Kecamatan Purbolinggo, Prayetno mengatakan hewan bertubuh tambun itu mulai keluar dari hutan pada Minggu (1-4), sekitar pukul 21.00. Biasanya gajah-gajah liar itu kembali memasuki hutan pukul 02.00. "Tapi yang terjadi kemarin gajah-gajah liar itu tetap berada di persawahan hingga siang hari, bahkan nekat menyeberang jalan raya," ujar Prayetno.

Ratusan warga Desa Tegalyoso enggan membantu untuk mengusir gajah-gajah liar itu. Mereka justru berusaha mempertahankan gajah liar tetap berada di areal persawahan yang letaknya di pinggiran jalan raya Purbolinggo.


Pada peristiwa itu satu ekor gajah yang diberi julukan Si Buntung tewas setelah kaki kanannya ditembak Polisi Kehutanan yang mengusirnya.

Kepedulian DPRD

Sementara itu, Ketua LSM Serikat Tani Indonesia (Sertani) Kabupaten Lampung Timur Yos Sudarso mengatakan anggota DPRD setempat kurang berperan dalam membela petani.

Menurut Yos, saat konflik gajah dengan masyarakat terjadi, para anggota DPRD, terutama yang di Komisi B, tidak pernah memberi perhatian.

"Minimal kasihlah bantuan untuk mengusir gajah seperti senter besar. Tetapi ini sama sekali enggak pernah ada bantuan. Cuma hearing-hearing saja tanpa ada solusinya," kata Yos.

Selain itu, Yos juga mengatakan ketidakpedulian DPRD Lampung Timur juga bisa dilihat dari penanganan kasus pupuk palsu di Kecamatan Sekampung. "Pupuk susah, ada yang dipalsukan. Tetapi Dewan tetap diam. Jadi tidak ada pembelaan untuk petani," ujar dia. (GUS/U-2)

No comments:

Post a Comment